Posts

Showing posts from October, 2016

Sebab-sebab Jatuh Cinta

Ini kisah tentang teman-teman saya yang bercerita kepada saya tentang sebab-sebab jatuh cinta. 1. Cerita Nirmala Ia bilang, "bagaimana tidak jatuh hati, pada pemuda yang berkata, 'sejatinya saya tak punya mimpi dunia, maka saya memohon kepada teman-teman, untuk mengajarkan saya bermimpi akhirat sekaligus dunia," "Siapa yang tidak jatuh cinta dengan pemuda demikian?" Sipunya. Meskipun saya tidak tahu siapa pemuda itu, tampaknya ia pemuda yang hebat. Jika jodoh semoga Allah mempertemukan mereka berdua. 2. Cerita Cantika Ia bilang, "saya tidak tahu mengapa, yang jelas saya pikir ia terlihat sangat saya. Saya seperti bercermin," "Ia seperti apa?" Tanya saya. "Ia pandai melucu, saya juga senang bercanda. Ia bisa serius, saya juga suka serius jika perlu. Saya senang tertawa dan ia pandai membawa suasana." Dan saya tersenyum hangat. Tak pernah duga sebab suka datang darimana saja . 3. Cerita Dewi Ia berkata pada saya, " si...

PENULIS PECUNDANG

Novel Tere Liye berjudul Rindu Membawa perenungan mendalam bagi saya Tentang diri saya. Salah satunya soal kepecundangan saya sebagai diri Saya merasa mungkin saya masih demikian pecundang Bersembunyi dibalik deret kata Cari aman Harusnya tidak berhenti pada gerakan pena Aku seharusnya bisa berdiri tegak menampakkan muka Tak ciut bergerak di balik kata saja Ya Aku penulis pecundang Yang sepertinya layak dibuang Tak berani menabuh genderang perang Padahal nyata arah juang Penulis pecundang Pecundang yang menulis

Aku Belum Berjuang

Pada tanggal 28 Oktober 2016 Bertepatan hari sumpah pemuda. Saya merasa gundah. Sepanjang perjalanan hari itu saya merasa menjadi seorang yang tidak berguna. Saya bertanya-tanya, Sepanjang hidup yang telah saya lalui, Apa yang sudah saya lakukan? Apa yang sudah saya sumbangkan untuk masyarakat? Malu rasanya Karena setua ini Saya belum berbuat apa-apa Saya belum berjuang apa-apa

Pikir tentang Berpikir

Saya pikir saya terlalu banyak berpikir. Sehingga saya kemudian semakin berpikir apa sebaiknya tidak berpikir terlalu dalam saja. Lalu, berusaha berpikir untuk tidak berpikir terlalu dalam membuat saya lebih berpikir, bagaimana caranya ya tidak berpikir itu. Karena bagi saya berpikir itu otomatis. Lalu, saya kembali berpikir, sebaiknya saya tetap berpikir.

Hati yang Berhati

Hati Apa kabar? Apakah ketenangan bersemayam di dalamnya? Apakah ia keruh? Hati Apa kabar? Apakah ia dalam keadaan sehat senantiasa? Apakah ia lebam dan memar? Hati Apa kabar? Apakah asupannya bergizi? Apakah ia teracuni? Hati Apa kabar? Bagaimana kabar iman? Bagaimana kabar jiwa? Bagaimana kabar takwa? Hati Apa kabar? Sudahkah ia produktif? Menangkal dan menyaring zat berbahaya Atau malah ia tercemar? Hati Sekali lagi, Apa kabar?

Lidah dan Ludah

Sudah Sudahi saja jangan meludah lagi Meludah sampah Sampah anyir Berlendir Sudah Jangan meludah lagi Meludah serapah Serapah amis Sudah Jangan meludah lagi Lihat lidahmu Papilanya hilang Hilang rasa Rasa malu Rasa welas Sudah Jangan meludah lagi Ludahmu kamu jadikan jualan Jualan politik Para media Berkerumun Membicarakan ludahmu Sudah Ludahmu itu Cermin lidahmu Makanya hasil lidahmu Ludahmu Sudah Lipat saja lidahmu daripada Makin maniak saja media Mencari uap ludahmu