When I talked about my bad TPA result to my mom..
TPA saya jelek (saya nggak ngada-ngada karena saya muslim dan mencintai Allah)^_^.
Jadi, saya memutuskan memberi tahu ortu ttg ini.
Jadi, saya memutuskan memberi tahu ortu ttg ini.
Saya : “Mi. Maaf TPA kakak jelek banget nih.
My Mom : “Emang berapa?”
Saya : “Sekitar ***.
My Mom : “Emang kenapa kalau segitu?”
Saya : “Ya, maksa aja gitu kalau kakak lanjut S1. Padahal kemampuan
kakak nggak nyampe. Kan kalau mau S1 kemampuan dasar logika kita minimal 500,
untuk lanjut S2 kemampuan berpikirnya minimal 600, begitu juga s3 minimal
kemampuan dasar logika dan akademik 700. Sementara kakak menurut tes kemampuan
logikanya hanya sebatas SMP karena dibawah 400.” (T_T)
My mom: “ Oh, gapapa kak.Bersyukur dan terus belajar. Nanti kalau kakak bisa mencapai S3.
Berarti kk membuktikan bisa melompati batas kakak. Membuktikan bahwa
kekurangannya bukan hasil akhir dari usaha.”
Saya : “Tapi bagaimanapun tingginya sekolah nggak
menunjukkan tingkat kecerdasan seseorang.”
My Mom : “Be Happy, my dear. Masa depan tidak selalu mutlak
diukur dengan digit angka, apalagi tiga digit angka.”
Saya : (Berkaca-kaca-Nggak bisa ngomong lagi-Nangis)
My Mom : “Allah itu Maha Adil bukan? Dunia seisinya ini
bukan ukuran untuk masuk surga (prestasi tertinggi). Takwalah yang paling
menentukan masa depan. Percaya aja, kak. Barangsiapa yang menolong agama Allah,
pasti nggak akan Allah sia-siakan.
Saya : Totally crying.
Comments
Post a Comment