Si Berbakat yang Takut Sukses
Pernahkah Anda merasa takut mengambil kesempatan besar yang terhampar di depan mata Anda?
Apakah Anda mengalami hal yang sama dengan Agnes?
Seorang gadis muda berbakat yang dipromosikan menjadi manager SDM di salah satu kantor cabang sebuah perusahaan minyak multinasional. Teman-temannya yang mendengar berita promosi kenaikan jabatan tersebut, mendorong Agnes untuk mengambil kesempatan itu. Sebab, mereka semua tahu benar, Agnes sangat ahli dan layak mendapatkan promosi tersebut. Bahkan, selama dua tahun bekerja ia terbukti menjadi karyawan yang berprestasi. Sayangnya Agnes merasa gundah, apakah ia akan menerima tawaran itu atau tidak. Sebab rasanya ia sudah cukup bahagia dengan pekerjaannya selama ini, ia ingin menjadi orang yang biasa-biasa saja, tidak menjadi seorang manager di luar negri, dan ia merasa promosi akan menghambat waktunya bersenang-senang bersama keluarga.
Ada pula kisah Boy, yang seringkali enggan menunjukkan kemampuannya yang sebenarnya di depan teman-temannya. Sebab, ia tidak ingin orang lain tahu bahwa ia dapat melakukannya dengan sangat baik melebihi yang lain. Ia takut tiba-tiba menjadi pusat perhatian. Sehingga seringkali, ia hanya mengeluarkan 40% dari kemampuan yang ia miliki.
Takut gagal wajar dialami oleh banyak orang yang sedang mengejar mimpi. Namun, banyak juga orang yang takut melihat dirinya sukses, lho!
Hati-hati terjangkit Jonah Complex!
Apa sebenarnya Jonah Complex itu? Secara definisi, Jonah Complex merupakan ketakutan untuk mencapai puncak dari potensi diri yang kita miliki atau ketakukan untuk mengaktualisasikan dirinya secara penuh. Istilah Jonah Complex digagas oleh Abraham Maslow, seorang tokoh humanis yang terkenal dengan konsep hirarki kebutuhan manusia, yang puncak dari hirarki tersebut adalah aktualisasi diri. Pada saat itu, Maslow merasa heran, mengapa banyak orang dengan kemampuan dan kesempatan yang baik namun tidak ingin mengaplikasikan potensinya secara maksimal dan penuh? Akhirnya ia mengidentifikasi adanya ketakutan untuk sukses yang dinamai Jonah Complex.
Kata Jonah sendiri diambil dari kisah nabi Yunus (Jonah) yang sempat melarikan diri dari potensi dan tugas yang diberikan Tuhan sebagai seorang Nabi yang menyeru kebaikan. Padahal, ia sudah diberikan potensi sedemikian rupa namun ia sempat berputus asa akan hal tersebut.
Maslow berpendapat orang yang tidak ingin mengaktualisasikan dirinya, baik secara terang-terangan ataupun sembunyi-sembunyi, dianggap merupakan pribadi yang takut berkembang. Tapi jangan khawatir, sebenarnya setiap orang memiliki kecemasan ketika sedang berusaha meraih mimpi.
Berikut setidaknya beberapa ciri-ciri terjangkit Jonah Complex:
- Merasa bersalah terhadap segala kesuksesan yang diperoleh, sebab ia merasa bersenang-senang diatas keinginan dan mimpi-mimpi orang lain.
- Dengan sengaja menghindari atau menunda-nunda menyelesaikan proyek besar yang sedang dikerjakan.
- Merasa kesuksesan akan mengganggu stabilitas relasional yang dimiliki, seperti mengambil waktu keluarga, bercAnda dengan teman, waktu bersenang-senang dengan teman-teman.
- Merasa takut meraih kesuksesan karena melihat bahwa jika gagal akan terasa sangat menyakitkan.
Lalu sebenarnya sih apa penyebabnya? Ada banyak argument terkait apa penyebab Jonah Complex. Pertama, ketakutan akan efek samping kesuksesan, seperti kesendirian, ketiadaan teman-teman yang tulus, musuh baru, kerja yang lebih berat, dan tuntutan sosial yang lebih tinggi. Kedua, ketakutan bahwa semakin tinggi kesuksesan kita dan kita akan semakin disoroti oleh banyak orang.
Kemudian, apa langkah yang bisa diambil untuk mencegah hal tersebut?
1. Berpikir rasional dan seimbang.
Metode sederhana yang bisa digunakan adalah dengan menimbang sisi negatif dan positif dari kesempatan besar yang ada di depan kita. Salah satu caranya adalah dengan mengambil secarik kertas, kemudian bagi kertas menjadi dua bagian dan tuliskan di masing-masing sisinya aspek positif dan aspek negatif. Tuliskan sebanyak-banyaknya. Setelah itu coba lihat di bagian sisi negatif, adakah yang bisa dicarikn solusinya?
2. Gunakan kesuksesan sebelumnya sebagai refleksi kesuksesan di masa depan.
Orang yang merasakan Jonah Complex biasanya bukan orang yang tidak berbakat. Pasti punya pengalaman sukses sebelumnya. Mari kita coba merefleksikan pengalaman sukses sebelumnya, dan hal apa saja yang terjadi, jika terjadi hal yang tidak diinginkan, kelak kira-kira bagaimana cara menghindarinya saat meraih kesuksesan yang lain?
3. Mungkin itu hanya orang lain merasa iri?
Seringkali Jonah Complex datang karena lingkungan sosial yang kurang mendukung. Bersemangatlah, jika kita tidak melakukan kesalahan apapun dan tetap bersikap baik pada mereka, Anda tidak salah apa-apa. Tidak ada yang salah dengan menjadi sukses. Siapa tahu suatu saat nanti, dengan kesuksesan ini akan membantu banyak orang.
Potensi yang diberikan kepada tiap-tiap dari kita adalah anugrah dari Allah. Mari bersyukur dengan merawat dan memaksimalkannya dengan baik. Selamat memaksimalkan potensi diri. Selamat tinggal Jonah Complex.
Ps: Memaksimalkan potensi diri bukan berarti mengumbar-umbar bahwa saya bisa ini dan itu. Tetapi, memaksimalkannya adalah dengan tidak takut mengoptimalkannya ketika kesempatan itu baik ada atau tidak, di depan kita.
Fakhirah
April 2016
Comments
Post a Comment