Selaksa Cerita di Dua Mei

Tidak ada yang dapat menggantikan kegigihan di dunia ini. Bakat pun tidak. Sudah menjadi hal umum seseorang gagal meskipun mempunyai talenta. Genius tidak juga bisa menggantikan kegigihan, kegeniusan yang tidak dihargai hampir seperti sebuah peribahasa. Demikian pula dengan pendidikan, dunia penuh dengan orang-orang terdidik yang gagal. Kegigihan dan keteladanan itulah yang paling penting. Calvin Coolidge.

***

2 Mei 2016
Selamat hari pendidikan Indonesia!
Saya akan mencatat hari ini sebagai hari bersejarah dalam hidup saya.
Hari ketika mimpi harus digadaikan karena tak adanya rupiah yang menyangga.
Awal Januari lalu, penelitian saya diterima untuk dipresentasikan pada sebuah perhelatan akbar insan Psikologi dunia, pada Kongres Psikologi Dunia di Jepang. Sebuah momen prestisius tertinggi perjagadan ilmiah awak Psikologi.

Puji syukur selalu saya panjatkan dan rasanya sangat bahagia.
Seiring berjalannya waktu.
Saya berusaha mencari dana dan mengajukan berbagai proposal ke fakultas dan universitas untuk membiayai transport perjalanan.
Saat mengajukan proposal ternyata direspon dengan mengatakan, "maaf mbak, orang tua anda belum bayar iuran orang tua mahasiswa sebesar satu juta,".
Saya tertegun. Padahal UKT kuliah saya termasuk yang tinggi. Ada pungutan di luar biaya uang kuliah tunggal.
Yang berprestasi harus berduit ternyata. Ah, hidup ini.
Di saat yang sama, yang di rekening saya tinggal Rp19.600, tak bisa ditarik lagi. Dan saya sudah berhemat selama 5 hari dengan uang lima puluh ribu saja untuk membiayai hidup saya selama 5 hari yang sudah termasuk tugas, makan, biaya praktikum dll.
Untung tak dapat diraih, laptop saya eror pula. Saya harus cari cara untuk mereparasinya. Dan itu butuh uang.
Subhanallah.
Saya meneguk ludah. Keputusan harus segera diambil. Maju atau mundur. Egois atau realistis.
Maka, dengan berat hati saya memutuskan untuk mengundurkan diri dan meminta kepada Allah untuk membuka jalan yang lain. Namun, sejatinya saya belum menyerah. Saya optimis pertolongan Allah itu akan datang bagi hambanya yang mempunyai keinginan kuat, usaha yang terus menerus, kekuatan untuk bertahan, kemauan untuk berdarah-darah. Peribahasa Jepang berkata, "jatuh tujuh kali, bangkit delapan kali".

Just wake up and be awesome.

2 Mei 2016.
Batas terakhir saya untuk membeli tiket berangkat ke Jepang.
Akhirnya dengan berat hati, saya mengambil pilihan untuk mundur sejenak, meskipun perjuangan berat itu telah dimulai sejak tahun lalu.
Saya harap ada keajaiban menjelang Juli nanti. Siapa tahu, ada yang ingin membantu saya untuk berangkat ke sana.
Mungkin bisa jadi saya berprestasi, tapi sayangnya tidak punya uang.
Klasik nian alasan ini.

2 Mei 2016
Selain diwarnai masalah pribadi. Sedihnya saya perihal UKT. Kekhawatiran saya dengan kondisi ekonomi keluarga, sebab memasuki tahun depan adik saya mulai harus berkuliah.
Artinya akan ada tiga orang berkuliah di rumah saya.
Namun, uang UKT saya sungguh mencekik.
UKT UKT...
Gadjah Mada hari ini bergejolak.
Pesta rakyat Gadjah Mada digelar.
Riuh hiruk pikuk menyoal UKT dan kebijakan pemerintah.
Ah, pemerintah pemerintah.

2 Mei 2016
Selamat hari pendidikan Nasional.
Semoga pendidikan Indonesia jadi lebih baik lagi.
Semoga semua orang dapat berpendidikan tanpa mengenal status ekonomi
Semoga semua dari kita mampu memaksimalkan potensi yang dimiliki tanpa khawatir biaya yang menghadang.

Comments

Popular posts from this blog

Akses Tulisan Fakhi? Di sini...

Menajamkan Ruhiyah