Cinta dan Diam

Apa itu cinta?

Di usia saya yang setua ini.
Meski sangat terlambat. Saya belajar secara perlahan-lahan mendefinisikan cinta.
Dari sekian banyak definisi cinta yang dikeluarkan oleh para pujangga, ilmuwan, sastrawan dan banyak mulut lainnya.
Biarlah saya mendefinisikan cinta melalui apa yang pernah saya alami.

Bagi saya cinta adalah sebuah aktivitas dan perasaan yang meliputi pengorbanan.
Tetapi, pengorbanannya terasa ringan, ada rasa pedih namun pedihnya rela dilalui. 
Hari ini, adalah hari diantara hari-hari saya jatuh cinta.
Mencintainya ternyata membutuhkan komitmen, kebesaran hati, mencoba untuk memahami. Semuanya bukan proses yang mudah.
Kadang kita tidak perlu berteriak-teriak kita punya rasa cinta itu.
Tapi, dalam diam kita, bukan, mungkin saya, lebih senang menunjukkan dengan aksi-aksi nyata.

Ya. Saya jatuh cinta dalam sunyi. Saya tidak ingin berteriak-teriak tentang perasaan ini. Saya lebih senang semakin memupuk cinta ini dalam sunyi. Pedih? Sebenarnya ia, tapi saya menikmatinya. Saya merasa menjadi lebih kuat dengan diam. Bagi saya, bersuara tentang perasaan ini merapuhkan diri.

Mungkin saya termasuk orang-orang yang terlambat. Terlambat menyadari bahwa saya jatuh cinta. Saya seringkali menjadi orang yang terlambat. Menjadi orang yang terlambat pun menyakitkan. Namun, di waktu yang terlambat ini saya ingin menebus waktu saya. Menebus waktu yang berlalu.
Saya jatuh cinta dalam diam, saya menikmatinya dalam sunyi. Mencintai dalam sunyi semoga semakin mendekatkan rasa cinta itu kepada keikhlasan hati.


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Akses Tulisan Fakhi? Di sini...