Fragmen Ayah: Kak Tidur Lebih Awal

Tepat pukul 21:54 WIB saya menulis tulisan ini.
Posisi saya sudah rebahan diatas kasur berseprei pink abu-abu saya dan saya sudah berselimut setengah badan. Sambil tiduran saya menyempatkan diri menulis ini.
Sejujurnya, saya masih ingin bekerja. Bagi saya jam 10 malam masih pagi. Energi saya masih kuat dan konsentrasi saya masih bisa untuk fokus paling tidak hingga pukul 00.00 nanti atau lebih.
Bagi saya, tidur jam 2 pagi itu biasa. Malah saya merasa sedih jika tidur terlalu pagi seperti jam 10 ini. Rasanya buang-buang waktu. Bagi saya banyak hal bisa dikerjakan hingga pukul 2 pagi.

Namun, malam ini saya memutuskan untuk menutup laptop saya, meskipun saya sangat yakin bisa menyelesaikan satu laporan lagi hingga pukul 01.00 dini hari nanti.
Namun, saya teringat kata seorang pada saya, "Jika engkau ingin Allah menata hidupmu, tahajudlah,"

Selain itu, saya berazzam untuk meniru ayah saya yang tidak pernah bolong tahajudnya, dan tidak henti-hentinya mengingatkan saya untuk terus berserah diri pada Allah di malam-malam akhir. Ah, ayah. Aku sedang berjuang menjalani nasehatmu.

Benarlah perkataan itu, akhirnya, demi supaya saya terpola agar bangun tahajud saya harus menata hidup saya, salah satunya adalah tidur lebih awal. Mau bagaimana lagi. Kalau tidak demikian tidak bisa bangun sepertiga malam.
Menata tidur lebih pagi sangat berat bagi saya. Maka saya harus menata pula aktivitas2 saya agar selesai pukul 10.00 supaya saya bisa tidur cepat.

Jangan berpikir saya telah sukses mempolakan tahajud dalam diri saya.
Belum. Saya masih terus berproses.
Namun, benarlah perkataan teman saya, Jika kamu ingin Allah mengatur hidupmu mulailah dari tahajud.
Dalam konteks saya, bahkan saya belum bisa tahajud pun, hidup saya mulai teratur. Perjalanan menuju tahajud saja sudah membuat pola saya membaik.
Paling tidak kesehatan saya menjadi lebih baik karena tidur sesuai waktunya.

Comments

  1. betul...sangat nyaman jika sudah tertata, terpola.sangat memberi energi ketika tahajud sudah mampu menjadi ritme baku yang tidak boleh diotak-atik....

    jd rindu pada angka 23-03 yang sudah terpola bertahun-tahun, dan sekarang agak terganggu setelah menjadi ibu, dan beberapa amanah lain...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Akses Tulisan Fakhi? Di sini...