Posts

Showing posts from February, 2011

PLURALISME NO, PLURALITAS YES!

Image
Dialog Antar Agama Pernah denger tentang ‘dialog antar agama’ nggak pren? Pastilah pernah denger! Itu loh konferensi maupun seminar antar agama yang slogannya yahut tapi dibaliknya maut, seperti ‘peradaban universal, kesatuan agama, perdamaian dunia’ dan ada juga yang agak maksa seperti slogan bahwa kita sama-sama anak cucu Ibrahim (lah kenapa nggak bilang anak cucu Adam aja sekalian). Terus emang apaan sih yang dihasilkan dari dialog antar agama itu? Konon katanya (maaf ya Alam copas lirik lagunya, hehehe) itu adalah salah satu acara untuk menjalin kerukunan dan perdamaian dunia! Lhah? Kok bisa?

ELEGI INDONESIA, IBUNDA dan PEMUDA

Image
Dulu… Bergenang darah adalah sebuah titian panjang Menuju lazuardi kemerdekaan, sayang… Sekarang… Bukan bambu runcing yang terpancang, Atau buritan senjata terkokang, Yang dibutuhkan adalah sebuah pemikiran matang, Untuk memilah kehidupan feodal yang jalang… Dulu, Rakyat adalah butiran-butiran riak, Kemudian bersatu menjadi  laksamana ombak

KILAUAN DOA

Image
Bisakah lantunan dzikir membubung menyentuh arsy Lembut menikam, menggedor tujuh gerbang langit? Para malaikat disetiap lapisnya menunduk takzim Menghormat pada keagungan cahaya yang baru diijabahkan Udara berhembus mengikutinya berkilauan Seperti dipunggawai ribuan laksama langit yang berpijar

HILANG

Kekayaan yang hilang Esok hari akan berganti, Tongkat estafet nadi perjuangan segera diberi, Saatnya berlari menaklukkan perjuangan sengit ini, Indonesia sejahtera dua ribu sebelas, Bukan sekadar angan hampa menatap langit bias, Juga bukan euforia semata sang sineas,

TOPENG

Image
Larikan aku menuju ujung malam Biarkan aku kabur dari hingar kelaliman Jadikan aku asap yang tak terpedulikan Jelmakan aku kabut yang tertiup angin Aku ingin melepas topeng

ELEGI INDONESIA

Bahari berdifusi berwarna sephia Ujungnya menyapa pertiwi menghijau ceria, Atap para pribumi adalah laksamana dirgantara, Sedangkan disekelilingnya punggawa bhayangkara… Indah nian Indonesia, dipantulkan emas khatulistiwa,.. Betapa elok permai nusantara, Refleksi keagungan Sang pencipta, Antara abstraksi dan regulasi selaras purna,

RASA

Rasa yang tumbuh kini tak lagi subur, tapi perlahan semakin mengukuhkan dirinya. Rasa itu namanya kagum, Rasa itu rasanya silir dan membuai Rasa itu akumulasi dari kagum dan suka Hingga berakhir pada kesimpulan yang sedemikian ini. Rasa fitrah anugrah kuasa, Rasa yang terus berbunga meski kusiram dengan racun. Tak berani kunamai rasa itu sayang, Karena itu masih bias dan tak mutlak Bisa hilang bisa datang Tak berani kunamai rasa itu cinta, Karena aku tahu rasa itu tak terkisahkan secara nyata Karena rasa itu masih maya Rasa bukan hanya tentang sesuatu yang terindra Lebih dari itu, karena itu melewati alam bawah sadar manusia Rasa itu kuyakin akan sirna Seiring ditelan masa Seiring waktu yang melara Dan tergantikan oleh keheningan suatu kata… Kutunggu masa sirnanya…. Kutunggu…

BOLEHKAH?

I Bolehkah aku menghujat? Atas nama ketidak berdayaan Bolehkah aku meratap? Atas nama hinaan dosaku Allah? Bolehkah aku menari ? Diantara ribuan sayap bidadari. Bolehkah aku? Mencambuk, menghujam, Bergenang darah kebaikan, Lepaskan aku Allah dari genangan dosa Merekatkanku pada hina dina keduniawian.

BAYANGAN

Kadang sang bayangan bingung Memilih bungkam atau bicara Jika bicara ia tak punya hak Jika diam ia ingin berucap Akulah bayang itu Yang dalam terang aku ada tapi tak teranggap Akulah bayang itu Yang apabila malam memeluk aku ada Namun tak tak terindra Ya Allah jadikan diamku dzikir Ya Allah jadikan bicaraku hikmah Ya Allah marahku nasehat Ya Allah senyumnyaair penyegar Ya Allah jadikan tangisku penghapus dosa Ya Allah jadikan tulisanku dakwah Amien… Zwan selasa, 29 Nov 2010

MOZAIK ASA

Pagi baru menari pergi, Kabutnya belum lekas berlari, Hari masih menyanyi, Serta langkah masih ribuan lagi, Karena Indonesia masih bayi Ajarkan kami para pemuda menyongsong hari Menggenggam helai-helai harapan Ini, Menyibakkan kelam pertiwi… Beri kami bambu runcing berlumur racun berduri, Supaya kami asah ujungnya dengan hati, Meruncingkan bambu yang digenggam kuat hingga mati, Biar tetap dalam tangan yang teguh hati, Biar kami hujam dunia keji sepenuh hati… Wahai ibu kami, ibu para pemuda… Ajarkan kami meneguhkan hati, Melukis hati dengan kedamaian ukhrowi, Yaitu ketaatan akan kemurnian Ilahiy Kepasrahan pada buaian zat yang tak tertandingi, Agar perjuangan bukan bersandar materi duniawi, Dan pekikan menegakkan kebenaran hanyalah karena yang Maha Memiliki. Wahai kakak, ajarkan adikmu ini merangkai kata dalam nada Mengucapkan kata penakluk dunia, Kata yang terserak murni dari hati pejuang sebuah masa, Kalimat tajam penyerang oran...