PLURALISME NO, PLURALITAS YES!

Dialog Antar Agama

Pernah denger tentang ‘dialog antar agama’ nggak pren? Pastilah pernah denger! Itu loh konferensi maupun seminar antar agama yang slogannya yahut tapi dibaliknya maut, seperti ‘peradaban universal, kesatuan agama, perdamaian dunia’ dan ada juga yang agak maksa seperti slogan bahwa kita sama-sama anak cucu Ibrahim (lah kenapa nggak bilang anak cucu Adam aja sekalian). Terus emang apaan sih yang dihasilkan dari dialog antar agama itu? Konon katanya (maaf ya Alam copas lirik lagunya, hehehe) itu adalah salah satu acara untuk menjalin kerukunan dan perdamaian dunia! Lhah? Kok bisa?
Nah, selidik punya selidik disini para pemuka agama termasuk Islam juga berunding mencari cara agar terjadi kerukunan antar umat beragama. Ujung-ujungnya, hasil dari rundingan ini adalah menyetarakan semua agama bahwa tidak ada yang paling benar. Semua rata, nggak ada yang salah nggak ada yang bener.
Jadi all the religion in this world is rightfull!  Dengan ini berarti kita umat Nabi Muhammad yang pada diamanahi untuk berpegang teguh kepada Al-quran meyakini sesuatu yang bertentangan banget sama Al-Quran. Karena, pada akhirnya kaum muslimin dipaksa juga supaya nggak menyifati orang-orang non muslim dengan predikat ‘kafir’ soalnya pluralisme mengatakan semua agama turunnya dari langit, dari Tuhan juga.  Padahal kan cuma dua pilihannya, kafir atau muslim. Bukankah ini nggak sesuai banget sama Al-quran, sobat?! Enak aja kita disama-samain sama orang kafir. Jauh…banget! Orang yang beriman lebih tinggi nilainya dari pada seribu orang kafir. So, ajaib banget deh yang ikut malah para ulama kaum Muslimin. Serta alangkah ajaibnya juga, ternyata kebanyakan kaum muslimin nyantai-nyantai aja alias cuek bebek dengan hal ini. hiks..hiks..hiks..miris ya lihat kaum muslimin dalam kondisi malas berpikir seperti ini.
Padahal, kalau kita-kita nih sebagai umat Islam mau berpikir mendalam. Pasti banyak kejanggalan dari acara berembel-embel ‘dialog antar umat beragama’ seperti ini. Pasalnya, selama tiga belas abad yang lalu udah ada dari dulu adu argumentasi dan perdebatan sengit antara kaum muslimin dengan non muslim, perdebatan ini bukan karena mau mewujudkan kerjasama atau penyetaraan semua agama lho, melainkan atas dasar kalo cuma agama Islam yang benar. Tapi, eh sekarang malah rundingan sama musuh Islam, yang selama tiga belas abad Islam tidak pernah mau berkompromi menyamaratakan ajaran Islam yang agung dengan ajaran abal-abal seperti itu. Harusnya generasi Islam kayak kita nih waspada, karena pencetus acara seperti ini adalah orang-orang Liberal yang sejak dulu kala selalu mengencangkan barisan melawan kaum muslimin. Waspadalah, waspadalah ( hehehe…nyontek lagi ke Bang Napi )
Maka Al-quran sudah sangat jelas menerangkan kalau agama yang paling sip, paling oke, paling nyambung buat segala jaman cuma Islam. Nggak ada yang lain!. Nah, pada surat Ali-Imran ayat 19 yang artinya “sesungguhnya agama yang benar di sisi Tuhanmu adalah Islam,” udah sangat gamblang menjelaskan bahwa Islam satu-satunya yang benar. Ingat bukan paling benar, tapi yang BENAR. Kalau agama yang paling benar itu artinya agama yang lain benar dong. Lain lagi kalau kita bilang ‘benar’ berarti yang selain Islam itu salah. Jadi, Islam itu agama yang benar dimana Allah telah berjanji untuk mengokohkan dan memenangkannya atas semua agama kufur, coz agama-agama plural selain Islam adalah satu agama yaitu agama kufur. Itulah mengapa Pluralisme alias menganggap semua agama  benar itu hukumnya nggak boleh bin haram binti dosa bintilan ( loh kok nyambung ke bintilan?).
Lain Pluralisme lain lagi Pluralitas, pluralitas malah sudah menjadi sunnatullah serta tidak dipermasalahkan dalam Islam. Lah, emang apa bedanya? Ya jelas beda dong! Yang satu lahir di tanah abang satu lagi lahir di tanah hijau (emang tumbuhan lahir di tanah). Kalau pluralisme itu kan menyetarakan agama. Sedangkan Pluralitas adalah keanekaragaman yang ada di dunia. Seperti suku bangsa, budaya, bahasa, warna kulit, perbedaan daerah. Tidak seperti pluralisme yang merupakan suatu pemikiran, pluralitas memang sudah terjadi sejak bertahun-tahun yang lalu pren…
So, harusnya nih diteliti dulu pola pikir pluralisme serta para penggagasnya seperti apa. Untuk mengungkapkan apa tujuan dan sasaran-sasarannya. Jangan asal setuju aja dengan gagasan seperti ini. apalagi gembar-gembor media yang udah tumpul kekritisannya menambah penyebaran pluralisme makin kuat. Dari sini umat Islam sangat membutuhkan tampilnya jiwa kritis para generasinya. Bukan generasi yang mikirnya dari sudut padang yang dangkal. Sudah saatnya generasi Islam yang berpola pikir Islam tampil. Dunia butuh kita pren! 
Right Now!


Comments

Popular posts from this blog

Akses Tulisan Fakhi? Di sini...