Miliki Mentor? Kudu!
A mentor is
someone who allows you to see the hope inside yourself.
-- Oprah
Winfrey—
***
Selamat pagi!
Hari ini saya belajar satu pelajaran penting dalam hidup saya, yaitu, milikilah mentor.
Kok bisa?
Karena, sejatinya, saat kita telah tahu kebaikan apa yang ingin kita wujudkan untuk
diri kita, atau untuk keluarga kita, atau untuk masyarakat. Sebaiknya kita
mempunyai mentor, pembimbing, guru, trainer, coach atau apapun namanya, yang
berfungsi untuk memberikan kita pendampingan. Jangan salah, salah satu kunci
untuk mempercepat tersampainya tujuan dan keberhasilan adalah memiliki mentor.
Mengapa?
Because every kid needs a mentor, and everybody need a mentor, begitulah kata
Donovan Bailey.
Saya termasuk orang yang percaya bahwa seorang yang punya kemampuan
belajar mandiri sekalipun butuh penasihat. Seorang presiden bahkan mempunyai
orang yang akan dimintai pendapat saat ia dalam keadaan yang sulit, sehingga
ada namanya penasihat ahli presiden.
Bahkan sekelas para Nabi pun membutuhkan mentor, lho.
Rasulullah pun membutuhkan pemandu. Ia membutuhkan bimbingan lho. Meskipun
dalam konteks Rasul,beliau dibimbing wahyu. Apalagi kita seorang manusia biasa.
Rasulullah pertama kali mendapatkan wahyu berupa surat Al-Alaq ayat
1-5. Kemudian, ia diminta membaca oleh Malaikat Jibril dan beliau mengatakan
tidak bisa. Hal ini terjadi hingga beberapa kali. Lalu akhirnya malaikat jibril
membacakannya dan Rasulullah diminta untuk menirukan.
Lalu kenalkah kita dengan Nabi Adam? Ya. Beliau adalah manusia
pertama yang diturunkan ke bumi. Apakah beliau langsung mengetahui segala
sesuatu di muka bumi ini?
Tidak.
Beliau
sebelumnya telah dimentori oleh Allah, yang kita bisa lihat dalam surat
Al-Baqarah:
وَعَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ
عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَٰؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ
صَادِقِينَ
Artinya,”Dan
Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah
kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!"
Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain
dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,”(al-Baqarah [2]: 31-32)
Mentoring is empowering! Believe me it works!
Ya, bagi saya yang selalu mencari mentor untuk mengasah ilmu itu
sangat penting.
Menurut saya ada beberapa alasan yang penting, mengapa kita perlu
dan butuh sekali untuk mencari mentor.
Saya punya seorang guru yang luar biasa percaya bahwa saya seorang
yang hebat, bahkan ketika saya tidak percaya pada diri saya sendiri dan
lingkungan tidak mengetahui potensi diri saya. pada saat itu saya kelas 5 SD,
dan baru pindah ke sekolah yang baru
karena saya harus pindah kota mengikuti orang tua saya. di sekolah itu saya
bertemu beliau, pak Rudi, yang kukuh mengikutsertakan saya dalam berbagai lomba
matematika meskipun saya nggak pernah menang. Saya biasanya hanya menjadi tim
penggembira, karena ya datang lomba untuk menyemangati teman saya yang lain
karena saya langsung tidak lolos di babak pertama, hehe. Dan percaya atau
tidak, saya menghitung sertifikat ‘kekalahan’ saya kira-kira berjumlah lebih 14
buah dalam setahun. Wow. Itu lebih banyak daripada jumlah bulan dalam setahun. Itu artinya
hampir setiap bulan saya jalan-jalan dari satu perlombaan ke perlombaan lain. begitu
seterusnya hingga saya hampir lulus.
Dan total sertifikat ‘kekalahan’ saya
selama 2 tahun lebih dari 30 buah. Saya saat itu tidak peduli saya bisa lolos
atau tidak, saya senang saja ‘kalah’ yang penting dalam benak saya saat itu
adalah ‘jalan-jalan’ dan ‘tidak masuk kelas’. Meskipun demikian, beliau tetap
teguh mengikutkan saya pelatihan dan penggemblengan ikut lomba, meskipun saya
nggak pernah lolos lebih dari putaran pertama!
Bayangkan. Keteguhan macam apa itu. Tanpa saya sadari, keteguhan
beliau dalam memandu saya meresap kedalam alam bawah sadar. Karena saya sudah
terbiasa loncat dari satu perlombaan ke perlombaan lainnya itu membuat saya
tidak canggung berhadapan dengan iklim serupa, berhadapan dengan orang baru,
dan dalam iklim yang kompetitif. Terbiasa mengikuti pelatihan dan pembinaan perlombaan
yang menjenuhkan dari jam 6 pagi hingga sore hari. Saya kemudian di SMP
terbiasa untuk datang lebih awal di sekolah.
Setelah saya hari ini tahu apa yang ingin saya raih, saya merasa
salah satu kontibusi terbesarnya adalah beliau mendidik saya untuk tahu
bagaimana dunia di luar yang penuh iklim kompetisi dan tidak membiarkan saya
duduk terkurung dalam tempurung katak saya. dan satu lagi, beliau yang akhirnya
membutktikan bahwa saya tidak bagus dalam matematika, haha.
Ya, hampir semua orang sukses punya mentor!
Apakah teman-teman mengenal Imam Ahmad atau sering juga dikenal dengan Imam Hambali? Salah seorang ulama' madzab yang empat yang begitu disegani kedalaman ijtihadnya. Imam Ahmad dikenal sebagai seorang dengan penguasaan hadist yang sangat mumpuni. Beliau menulis banyak kitab, salah satu karya masterpiecenya adalah Al-Musnad Al-Kabiir. Kitab ini berisi lebih dari 27.000 hadist! Salah satu rahasianya adalah beliau memiliki banyak guru, dan salah satunya adalah Imam Syafi'i ( ditilik dari kitab Mawsu'ah al-Akhlak, karya Khalid bin Jum'ah bin Utsman al-Kharaz, hal 329)
Bagaimana dengan Imam Syafi'i? Seorang ulama yang tiada diragukan kepandaian dan ketakwaannya pun belajar syair, sejarah, dan sastra serta fikih kepada Imam Malik, r.a. Kemudian setelah selesai menyerap Ilmu dari Imam Malik secara tekun. Beliau menambah ilmu dengan berguru kepada Muslim bin Khalid az-Zanji al-Maliki.
Bagaimana dengan Imam Malik? Guru sang Imam Syafi'i? Jangan salah, secerdas beliau pun tetap mencari ilmu dengan berguru kepada ulama lain. Imam Malik bermulazamah (belajar terus menerus) selama tujuh tahun kepada Ibnu Hurmuz, juga kepada Nafi', pembantu Ibnu Umar (dikutip dari buku Ad-Dibaj al-Madzab fi Ma'rifah A'yan Ulama' al-Madzab, karya Ibnu Farhun, hal 17).
Pun seperti Bill gates, Oprah Winfrey, Mark Zuckerbed, etc semua punya
mentor.
Orang-orang hebat adalah mereka yang rendah hati karena selalu bersedia
belajar dan diberi nasihat.
Dengan mempunyai mentor, mereka
akan membantu memilih jalan yang kita butuhkan berdasarkan pengalaman
mereka. Analoginya, jika kita ingin pergi ke Bali, kita tidak perlu bukan
mencoba semua jalan. Cukup tanyakan pada ahlinya, bagaimana cara tercepat
menuju Bali, alternative apa saja yang bisa diambil dengan keadaan kantong
kita. Sebagaimana firman Allah Swt dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl Ayat 43 yaitu
: “Fas Alu Ahla dzikri in kuntum laata’lamun”. "Tanyalah olehmu kepada
para ahli ibadah jikalau kalau kamu belum mengetahui"
Apalagi jika mindset kita adalah ingin berburu surga. Perlu sekali
mentor, karena ilmu agama tidak bisa dipelajari secara otodidak.
Sekarang Juga Mari Berburu Mentor!
Lantas bagaimana caranya kita bisa punya mentor?
Sebenarnya, banyak cara yang bisa kita lakukan. coba cermati langkah-langkah berikut:
1
.
Kita ingin expert di bidang apa sih?
Tenangkan diri
dan lihat apa cita-cita kebaikan kita yang ingin kita raih, jika hari ini kita ingin menjadi seorang hafidzah
(penghapal quran), ahli hadist, jago masak, dan sebagainya.
2.
Buat prioritas pilihan.
Coba tuliskan 5
orang yang telah sukses di bidang yang ingin kita kuasai.
3.
Kapan kita ingin belajar darinya?
Pada bagian ini
cobalah membuat rencana berapa lama kita akan belajar.
4.
Jika kesempatan itu datang, katakana
kepadanya secara tulus bahwa kita ingin belajar ilmu darinya. Dalam fase
berburu mentor pun, tidak akan segalanya mudah. Mungkin ada orang yang belum
bersedia mementori kita. Tidak apa-apa itu artinya kita belum berjodoh
dengannya.
5.
Do Your Homework!
Setelah nanti
kita mendapatkan mentor yang bersedia membimbing kita. Satu hal yang pasti,
saat mencari mentor kita harus siap dengan konsekuensi yang ada, yaitu
melakukan apa-apa yang diarahkan kepada kita dengan hati yang tulus dan jiwa
yang positif. Karena ilmu itu datang dari kebersihan hati dan kesungguhan
melaksanakannya.
6.
Kirimlah ucapan terimakasih.
Kamu bisa
mengirimkan beberapa hal kecil secara berkala, sebagai bagian dari ucapan
terimakasih kita. Mari kita sadari bersama, mentoring itu membutuhkan waktu dan
pengorbanan terutama bagi yang mementor kita. Sehingga, menghargai setiap
kesempatan dan waktu yang ia berikan begitu penting.
Andreas Bordes, seorang peak performance coach di usia muda berbagi
ceritanya dengan pengalamannya berburu mentor. Salah satu minatnya adalah
bermain basket. Kesenangannya ini mengantarkannya menjuari banyak perlombaan
basket. Nah, ia berbagi rahasia kecil bahwa ia memiliki banyak mentor dalam
mengasah skillnya. “Satu mentor untuk melatih kemampuan menembak bola saya (shooting),
satu mentor untuk melatih kemampuan saya dalam menggiring bola (dribbling),
dan satu mentor untuk kemampuan bertahan saya (defense).” Katanya. Wow,
dia punya banyak mentor untuk kemampuan-kemampuan spesifiknya!
Misalnya jika kita ingin sukses dalam hal pelajaran, maka jangan
ragu untuk mencari teman yang lebih pandai dan minta diajari. Katakan dengan
tulus bahwa kita ingin belajar. Saya telah melihat keajaiban ini dalam diri
saya dan teman-teman saya. Bahkan saya pernah berbagi cerita dengan seorang
kawan, di awal perkuliahan ia menghadap dosennya dan mengatakan bahwa ia ingin
belajar sungguh-sungguh dan mendapat nilai A dalam mata kuliah tersebut, dan ia
minta bimbingan dari dosen tersebut. Dan di akhir semester, ia benar-benar
mendapat A.
Saya juga pernah beberapa kali melakukannya. Ketika saya berniat
dengan serius mendalami suatu hal, saya akan mendatangi orang tersebut dan
mengatakan dengan tulus bahwa saya ingin belajar.
Dan beberapa keahlian saya
hari ini tentu karena dedikasi para mentor saya yang bersedia membimbing saya.
Pernahkah kita berhenti sejenak dan merenungkan bahwa, kualitas
diri kita sangat tergantung dari ‘gambaran diri’ yang tertanam dalam diri kita.
Seperti ingin menjadi apa, menjadi seperti siapa. Maka, akan lebih baik jika
role model kita sekaligus mentor kita.
Satu rahasia lagi.
Adakah cara untuk mementori diri sendiri?
Ada!
Yaitu dengan cara berbagi ke orang lain dengan menjadi mentor
bagi orang lain. dengan cara ini kita akan mengedukasi diri kita dan mengupgrade diri,
bukan?
Begitulah rahasia kecil bagaimana kita dapat mencapai tujuan kita
dengan lebih cepat.
Selamat berpetualang mencari mentor. Selamat menjadi hebat.
Al-Jaahilah.
Fakhirah Inayaturrobbani
Sabtu, 6 Februari 2016
Comments
Post a Comment