3 Hari di LIPI Ngapain aja? (#Hari-1)


#Hari ke-1
BIKIN PANITIA RICUH
12.00-17.00
Final ?
Whoah.... siapa yang bakal nyangka bakal masuk final?
Nggak ada yang nyangka sih...
But its real!
Ok, mau nggak mau harus dijalani....
***
#Hari ke 1
Setelah berjibaku dengan segala persiapan yang pas-pasan, akhirnya berangkat juga. Senin (24/09) pun tiba...Whoaaaaah....panikkkk....
Kontingen Insantama (aziiikkk pakai kata kontingen) pun berangkat ke LIPI Pusat di Jalan Gatot Subroto pada pukul 13.30 WIB. Sampai disana pada pukul 16.00. Kami sudah deg-degan cemas nggak karuan. Gimana nggak cemas. Lha wong disurat tertulis ‘dilakukan registrasi dari jam 14.00-16.00’. Kita dengan Pdnya datang terlambat padahal deket (hehehe...kayaknya keterlambatan gara-gara saya deh).
preparing abstrak
Sesampainya disana, sudah banyak peserta yang memasang poster di tempat pameran. Teman saya langsung mencari-cari nama dan tempat pamerannya. Saya juga mulai mencari nama dan tempat pameran tim saya. Ternyata setelah thowaf berkali-kali kok nggak ada ya. Kita thowaf lagi muterin tempat itu. Peserta thowaf bertambah dengan Bu Uun. Tetep aja nggak ada. Kita nggak putus asa. Kita thowaf lagi. Tetep ngga ada. Maka kami meminta bantuan ke panitia. Panitia juga ikutan thiwaf nyariin nama tim kita. Tetep nggak ada. Wah jangan-jangan nggak terdaftar nih. Paniti ini memanggil Pak Budi (ketua panitia LKIR) untuk ikut mencari nama saya. Semakin bertambah lah peserta thowafnya. Tetep nggak ada. Para panitia yang mencari nama saya semakin bertambah. Jadinya panitia ricuh.

Saat menunggu dibuatkan label baru, saya jalan-jalan sambil foto-foto poster peserta lain. Tiba-tiba, saya melihat nama saya ada disalah satu stand itu. Lho, kok tiba-tiba ada? Aneh. Saya langsung menghubungi panitia dan minta maaf. Hari ini saya sukses mericuhkan panitia. Hahahaha.
***
Kena Hukum Karma
(17.00-20.00 WIB)
Huffh...
Setelah mengacaukan panitia, saya kena batunya. Hikss...
Jam 16.30-17.00 dilaksanakan technical meeting.  Setelahnya finalis dipersilahkan untuk ke bis jemputan agar diantarkan ke Hotel tempat menginap. Namun, gara-gara saya nyasar dulu ke gedung lain (maklum navigasi saya kan jelek banget) untuk ngasih file  presentasi.
Eh, ternyata itu bikin kontingen Insantama telat nyampe bisnya. Guilty feeling, nih.
Technical Meeting
LIPI @ night 
Bis yang digunakan untuk mengantar finalis ke Hotel ternyata sudah berangkat, saudara-saudara. Saya dan beberapa finalis lainnya terlambat datang. Jadi ketinggalan gitu deh. Tapi, nggak papa, katanya bisnya bakalan balik lagi setelah ngedrop peserta kloter pertama.
Ternyata apa saudara-saudara.....?
Kriikkk....Krikkk...Krriikkkk...... 100 tahun kemudian.
Bisnya nggak balik-balik sampai pukul 8 malam! Arghhh...  Dari jam 5 sore sampai jam 8 malam nongkrongin bus. Ccckkk...Kering-kering. Nah, disini saya kenalan sama peserta dari Gresik yang meneliti tentang Geng Pojok. Sambil nungguin kita ngomong ngalor ngidul. Karena sama-sama orang Jawa, jadi kadang diselingi ngomong Jawa gitu. Oh ya, her name is Isna Masitah.
Penantian itu juga saya gunakan untuk mengambil foto gedung LIPI di malam hari. Whuih, ternyata serem juga. Huhuhu... gedung segede itu gelap gulita dan tidak ada penghuninya. Wal akhir kita bener-bener nongkrong di tempat sepi itu. Hih.

(20.00-21.00)
selama perjalanan pakai bis
Sebenarnya kalau dilihat-lihat jalan kaki 15 menit sampai lho ke hotel kita. Cuma disebrang ini. tapi ternyata kalau pakai bis harus melewati rute yang muter-muter. Biasalah Jakarta.

(21.00)
Baru sampai dan langsung foto hehe, belum makan, mandi, sholat Arrgh...
Yippa...udah sampai di Hotel Bidakara (nggak di Hotel Bumi Wiyata karena lagi dalam tahap renovasi). Maunya langsung  sholat, bobo, dan nyiapin buat lomba besok...Huuuhhuu deg-degan.  Namun, lagi-lagi harus bersabar karena panitianya belum ada. Jadi kita nunggu lama lagi biar dapat reservasi kamar. Saya sama Isna janjian kalau nggak ditentuin kamarnya, kita bakal satu kamar. Ternyata saya keliru lagi, reservasi kamarnya sudah ditentukan. Jadi saya dapat kamar no. 806. Teman saya satu lagi (yang dari Insantama juga) dapat kamar no. 804. Artinya lantai 8 kamar no 6 dan 4. Sementara Isna malah di lantai 7.

22.30
My Room
Setelah menyelesaikan makan malam, saya dan Desi beranjak naik ke kamar masing-masing. Dengan tubuh yang capek banget, lunglai saya ketuk pintu bernomor 806. Dan inilah dia my roomate untuk 2 3 malam ke depan, Desi Rohayati, dari Lampung. Setelah beramah tamah sejenak, kami akhirnya beranjak tidur. Menyongsong hari perlombaan yang berat. Ganbatte. 

Comments

Popular posts from this blog

Akses Tulisan Fakhi? Di sini...