A Letter

Tulisan kali ini saya mau berbagi sebagian episode cinta saya.
Suatu hari yang saya lupa tepatnya kapan. Ada sebuah surat warna muda terselip di antara lembar-lembar buku saya. Tanpa menunda-nunda lagi saya segera membacanya.  Apakah itu sebuah surat cinta dari seseorang? Surat apa? We oweee saya dapat surat. Saya dapat surat. saya dapat surat dari siapa ya...
Ya udah saya baca deh ..
Dear Zwan, ternyata temenan sama kamu tiga tahun nggak cukup mendewasakanku ya? Ah rugi sekali ya? Ah, rugi sekali ya...Kita kan udah janji untuk berteman karena Allah. Jadi aku nggak mungkin marah kalau kamu nggak ngelanggar hukum Allah. 
“Zwan tau nggak? Sejak aku paham tentang cinta dan benci karena Allah, aku selalu bisa memaafkan kamu, selalu bisa memaklumi, selalu menerima kamu sebagai temanku. Nggak peduli seberapa menyebalkan kamu,seberapa menjengkelkannya kamu, aku selalu bisa. Karena kita udah janji untuk berteman karena Allah kali, ya? Padahal aku termasuk susah untuk melakukan hal-hal diatas lah.Ehm, aku juga minta maaf ya kalau selama berteman sama kamu aku pernah salah ngomong atau apapun yangbikin kamu sakit hati, aku minta maaf.
Surat ini sukses membuat saya berkaca-kaca. Merenung dan menangis. Betapa Islam membuat indah episode cinta saya. Cinta dengan sesama. Saya semakin meyakinkan hati bertemanlah karena Allah. Saya bersyukur dipertemukan dengan Islam. Saat itu, rasanya saya merasakan manisnya iman.
Dulu, saya pernah bercakap-cakap ringan dengan teman saya ini.
Saya : Kalau kita temenan karena Allah, kita nggak harus selalu bareng-bareng kemana-mana. Juga nggak harus selalu mensupport satu sama lain dalam semua hal. Karena bukan hanya itu esensi pertemanan. Kita topang menopang dalam ketakwaan. Jika dalam hal keburukan
Dia : Iya, kita bakalan sering sakit hati kalau temenan cuma karena sama rasa, saling mengerti, nyaman. Kalau karena Allah, kita nggak akan pernah kecewa. Kalau temenan hanya karena perasaan. Ikatan itu semu. Sekarang lengket banget, besok bisa jauh banget gara-gara hal yang nggak jelas standard baik dan buruknya. Kalau karena Allah, kita tidak akan marah kalau bukan melanggar hokum syara’.
Saya teringat jelas, percakapan itu, saat ada Pumping di SD.
Untuk teman-temanku, terima kasih mewarnai episode cintaku.
Surat itu membuat saya tahu bahwa mencinta dan membenci karena Allah itu lah cinta sejati.
Surat ini juga memberi tahu saya, bahwa...
Saya menyebalkan hahaha...
Tamat
 
Zwan
Ahad, 23 Maret 2013
Di bawah guyuran hujan




Comments

Popular posts from this blog

Akses Tulisan Fakhi? Di sini...