Lucu (sebuah cerita dari Preman Kedodoran)
Suatu hari di kelas agama di kampus si preman kedodoran.
Sedang terjadi diskusi kelompok membahas tentang sesuatu hokum Islam. Nah,
meski preman-preman kayak gini. Preman kedodoran juga tahu agama. Dalil yang
dibahas itu pasti kok. Nggak ada perbedaan pendapat di kalangan ulama.
Di tengah suasana kayak gitu, seseorang tiba-tiba berkata ke
preman kedodoran, “Ugh, bencana kalau satu kelompok sama X dan Y,”
Preman kedodoran kepo, “Lho, kenapa?”
Dia melanjutkan, “Soalnya mereka itu alot!
“Alot apa?” Tanya Preman kedodoran lagi.
“Ya keras kepala, diskusi sama mereka tuh mereka serasa yang
paling bener aja,”
Alot apa? Usut punya usut ternyata mereka itu (si X &Y)
baik pengetahuannya dalam agama, jadi pas mata kuliah Agama dan sekelompok sama
mereka si ‘dia’ merasa bencana. Karena, X & Y tidak mengenal kompromi dalam
agama. Yang halal ya halal. Yang haram ya haram.
Preman kedodoran membatin, ‘Lho, kalau emang bener ya
gimana?’. Misal, 1 x 1 = 2. Ya jawabannya dua. Kalau ada yang bilang tiga ya
aneh. Udah tahu jawabannya itu 2 kok bilang tiga. Yang mengiyakan juga salah
bin aneh. Udah tahu salah kok diiyain dengan alasan kompromi. Kalau dia sampai
besar punya pengetahuan 1+1=3. Gimana? Sesat sampai besar. Tidaak… siapapun
yang tahu dia salah dan nggak membenarkan kalau nanti di akhirat ditanya Allah
gimana? “Hei, kamu! Kenapa kamu?! Kamu seneng ya kalau dia bego sampai mati,
sesat sampai mati? Kamu tahu kok nggak ngasih tahu?”
Hayoooo???
Lucu!
Lebih jauh, soal seseorang yang bilang X dan Y atau siapapun
yang juga punya pendapat kayak gitu. Pada saat yang sama dia juga sedang keras
kepala. Sorry to say, kalau Preman kedodoran memosisikan diri di pihak yang
netral. Preman kedodoran akan milih siapa dianatara yang punya pendapat paling
kuat secara syar’i. Apalagi masalah agama, dalil yang lebih kuat dan shohih.
Sorry to say lagi… kalau masalah agama yang dalilnya udah kuat, ya kayak ilmu
eksak yang hasilnya udah pasti, bos. Ga ada ruang buat debat kusir. Kecuali,
yang mulai debat kusir itu ngotot pakai pendapatnya yang ternyata pake ego.
Sudah, sebener apapun yang bener pasti dibilang ngotot.
Merasa paling bener?
Merasa paling bener kalau emang bener yang ga salah juga.
Yang aneh itu, kalau udah jelas-jelas salah eh merasa paling bener.
Trus gimana? Kalau mau tahu yang bener, ya belajar.
Kalau udah tahu, ya jangan disimpen sendiri. Jangan jadi
orang lucu yang ngotot dan salah.
Comments
Post a Comment