Nadine is Nadine
Pertama.
I wanna say, alhamdulillah daaan
Yay…Selamaaaat dan congratulation bagi semua makhluk yang
telah lulus dari ‘ujian kejujuran’ Ujian Nasional SMA 2014. Bagi yang akan
melanjutkan ke universitas, masih ada tahap dan babak selanjutnya. You know,
Ujian Nasional bukan akhir perjuangan, malah perjuangan lain menanti.
Tapi, bukan itu intinya. That’s not the point of this perk, hhe.
Hari ini saya teringat sebuah percakapan di novel "Divortiare" prescribed by Ika Natasha.
Nadine pake daster ya tetep
Nadine. Kate Beckinsale pake sarung ya tetep Kate Beckinsale. Omas pake
victoria’s secret juga ga berubah jadi Heidi Klum, kan?
Dari percakapan itu saya merenung,
You know, beyond someone physical appearance, there is something more worth than it, their personality and ability. Is Omas after
wearing Prada metamorves to be Kate Moss? No, then. And, is Nadine after
wearing a daster being Omas? No, she is still Nadine at all.
*Sorry for omas… It just pretending,…
Though, sometime physical appearance has a really impact to boost
someone mood and impression. But, beyond all that stuff, personality is the best things that present you besides
physical outlook.
Sekeren apapun baju loe… kalau loe begajulan, nggak sopan, unethical, keras kepala yang nggak jelas, emosi negatifan, suka marah-marah, manja, dan nggak banget.
Sorry…my dear, I don’t even respect to you just from your
casing.
Sebenernya, kepribadian tidak diukur dari bagaimana sempurna
ia duduk tegak dan dapat menuangkan teh tanpa jeda. Apakah dapat berjalan tegak
dan dapat berjalan dengan buku diatas kepala tanpa terjatuh adalah sebuah
jaminan kepribadian?
Ne ne ne. Big NO.
Dalam Islam kepribadian diukur dari pola pikir dan pola
sikap (Syakhsiyyah Islamiah). Seberapa keren pola pikir dan pola sikapnya
berdasarkan Islam.
Kepribadian setiap manusia terbentuk
dari aqliyah (pola pikir) dan nafsiyah (pola sikap). Kepribadian tidak ada
kaitannya dengan bentuk tubuh, asesori dan sejenisnya. Semua itu hanya
(penampakan) kulit luar belaka. Merupakan kedangkalan berpikir bagi orang yang mengira
bahwa asesoris merupakan salah satu faktor pembentuk kepribadian atau
mempengaruhi kepribadian. Manusia memiliki keistimewaan disebabkan akalnya, dan
perilaku seseorang adalah yang menunjukkan tinggi rendahnya akal seseorang,
karena perilaku seseorang di dalam kehidupan tergantung pada mafahim
(persepsi)nya, maka, dengan sendirinya tingkah lakunya terkait erat dengan mafahimnya
dan tidak bisa dipisahkan. Suluk (tingkah laku) adalah aktifitas yang dilakukan
manusia dalam rangka memenuhi gharizah (naluri) atau kebutuhan jasmaninya.
Suluk berjalan secara pasti sesuai dengan muyul (kecenderungan) yang ada pada
diri manusia untuk mencapai kebutuhan tersebut. Dengan demikian mafahim dan muyulnya
merupakan tonggak atau dasar dari kepribadian.
(cited from Syakhsiyyah Islam by Taqiyuddin An-nabhani)
(cited from Syakhsiyyah Islam by Taqiyuddin An-nabhani)
Comments
Post a Comment