THE RADICAL MOSLEM?

“ Jangan jadi  Islam Radikal!”
“ Serem lu, Radikal!”
Apa pertama kali yang terbayang olehmu saat mendengar kata ‘radikal’?
“Serem gitu, pokoknya identik sama kekerasan, kekejaman and so on….. pokoknya yang ngeri-ngeri gitu deh….” Kata seorang murid SMA di Bogor.
Hem… temen-temen paling nggak, meskipun sekali seumur hidup ( sok tua banget  yah, padahal umur masih seumur jagung  hehehe…) pasti pernah mendengar kata ‘radikal’ entah itu di koran, di majalah, di buku pelajaran, di kertas bekas bungkus kacang atau yang paling sering di televisi.
Banyak  orang saat mendengar  kata radikal langsung begidik dan kabur. Bawaannya horror bin parno.  Jadi ‘radikal’ itu mungkin dikira sejenis dedemit bin hantu bin kuntilanak bin jejadian yang bikin orang kabur jejeritan ya?! Emang radikal kayak gitu ya?!
Sepertinya, layak kita telusuri si hantu ‘radikal’ yang bikin banyak orang emoh  ketemu yang berjenis seperti ini.   
Kalau ngintip di Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) edisi 4, cetakan I tahun 2008, radikal memiliki arti:mendasar (sampai pada hal prinsip). Sikap politik amat keras menuntun perubahan (undang-undang pemerintahan), maju dalam berpikir dan bertindak. Sedangkan dalam bahasa Latin teh  radikal  berasal dari kata radix yang artinya akar.
 Jadi kata radikal ini pada dasarnya netral. Nggak identik dengan negatif aja. Bagaimana nggak netral coba kawan, siapapun bisa cocok disandingkan dengan kata radikal. Bahkan maknanya pun bisa positif apabila pasangan katanya bersifat positif dan bisa juga bermakna negative apabila pasangan katanya bersifat negative pula. Dan nggak mutlak radikal itu buat yang jelek-jelek, yang serem-serem, yang ekstrim-ekstrim  ataupun yang yang , yang lain.
Masih bingung dan pusing tentang sifat dasar makna radikal yang netral.  Coba kita pasangkan kata radikal dengan kata yang bersifat positif, misalnya murid atau siswa.
Siswa radikal adalah siswa yang sangat memegang prinsip (keyakinan) sebagai murid, yang keras menuntut perubahan ( tentu perubahan ke arah kemuridan yang lebih baik ), serta maju dalam berpikir dan bertindak sebagai murid.
  Salahkah sikap demikian? tentu tidak.
Bagaimana jika kita sandingkan dengan kata perampok menjadi ‘perampok radikal’?  sekali lagi apabila mengacu pada definisi kata radikal dalam KBBI maka makna yang dihasilkan adalah seperti ini, ‘perampok radikal’ berarti mereka yang memegang teguh prinsip keperampokan, menuntut secara keras perubahan (tentu kea rah sesuatu yang berhubungan dengan keperampokan), serta berpikir dan bertindak maju dalam hal perampokan.
Nah, jadi radikal itu belum tentu identik dengan sesuatu yang negative. Sebenarnya, makna radikal bisa jadi positif atau negative itu bergantung pada kata yang disandingkan. 
Gimana kalau kita coba cari kata ‘pendamping’ si radikal lagi?!
Kita ambil kata pendamping yang bermakna positif, misalnya kata ‘muslim’ sehingga menjadi ‘muslim radikal’. Wuss…jangan keburu serem dulu dong. Jika kita tetap mengacu pada definisi KBBI diatas, maka muslim radikal memiliki arti Muslim yang sangat memegang prinsip (keyakinan) Islam, yang keras menuntut perubahan( tentu perubahan kea rah Islam), serta maju dalam berpikir dan bertindak (secara islami). So, the question is salahkah jika sikap kita sebagai seorang muslim itu radikal? Tentu saja enggak, bahkan sifat seperti inilah yang harus dimiliki oleh setiap muslim dimanapun tempatnya berada.
Kalau memang secara makna radikal itu artinya begitu, kenapa sekarang makna radikal selalu ditempelkan kepada sesuatu yang negative?  tidakkah terbesit dipikiran kita?
Eng ing eng…..jawabannya adalah karena memang ‘sengaja’ dibuat bercap negative oleh orang-orang yang punya kepentingan. Misalnya nih, saya punya musuh namanya AD, karena saya ingih menjatuhkah AD maka saya membuat isu bahwa AD itu radikal. Selain itu saya juga akan menyebarkan bahwa yang radikal itu seperti AD yang rajin ke mesjid, rajin membantu orangtuanya, rajin mengajak kepada kebaikan. Pada akhirnya orang-orang yang punya kemiripan kebiasaan dengan AD akan di cap radikal oleh semua orang. Dan sukseslah tercipta definisi radikal yang sesuai dengan yang saya mau.
Begitu juga yang dirasakan umat muslim sekarang. Umat muslim sekarang ini, dalam posisi AD. Tapi, kenyataannya sekarang si Muslim Radikal ini, malah banyak dicemooh, banyak dijauhi, dan banyak di salah artikan. Karena seorang muslim memang sebenarnya harus radikal. Maka, kata radikal ini tidak perlu diikutkan pada setiap kata ‘muslim’ cukup muslim saja.
Jadi, siapapun kamu jangan takut dibilang muslim radikal. Karena, memang arti radikal itu memang menjadi baik jika disandingkan dengan ‘Muslim’ dan menjadi frase yang positif. Wallahuallam bishhowab.


Comments

Popular posts from this blog

Akses Tulisan Fakhi? Di sini...