WHAT IS YOUR DESTINATION?

Pada suatu hari ada seorang sales laki-laki muslim akan berangkat untuk memulai menjual produk perusahaannya. Ia berpapasan dengan seorang penjual buah keliling. Sang sales mampir sejenak seraya membeli sepotong melon yang disukainya. Lalu, terlibatlah keduanya dalam sebuah percakapan.
“Mas, bapak berjualan buah buat apa?”
Penjual buah itu tertawa, “Ya, buat cari duit atuh mas, buat anak istri. Lah, situ kerja buat apa?”
“Salah atuh bapak, jualan teh buat cari ridlo Allah,”
Penjual buah itu manggut-manggut membenarkan.
Guys, Cerita diatas benar-benar sering kita jumpai di acara-acara keagamaan di tv maupun kehidupan sehari-hari. Wuih, alim banget yah tuh sales. Kerja buat cari ridla Allah.
Selidik punya selidik, ada beberapa yang kurang bener. Apa tuh?
Yah, coba telisik lagi.
Emang salah kalau kerja itu cari ridlo Allah? Nggak salah, bener banget malah, tapi ada yang kurang. Kurang apa? kurang sambalnya, kurang kecapnya, kurang saosnya, lhoh emang mau ngebakso? Hehehehe… bukan itu semua, ada sesuatu yang perlu dibenahi sedikit lagi.
Mau tahu? Jangan kemana-mana, tetaplah duduk di tempat Anda kencangkan sabuk pengamat dan mari kita berkelana menemukan jawabannya di dunia antah berantah.  Chek it out! (halah, boong banget)
The Essences of act
Sekarang lihatlah sejenak orang-orang disekelilingmu, apa yang mereka lakukan? Bermacam-macam bukan? Ada kakak yang belajar mungkin, ada adik yang membuat kue, ada ibu yang sedang menyisihkan sayur semur daging untuk tetangga samping kiri kanan rumah, ada ayah yang sedang menyiapkan barang dagangan untuk bekerja besok, atau kamu yang sedang duduk membaca tulisan ini.
Setiap manusia pasti setiap detiknya melakukan berbagai macam aktifitas, meskipun ia hanya tidur diatas ranjangnya, itu tetap dinamakan aktifitas meskipun tidur. Dan lazimnya, perbuatan-perbuatan atau aktifitas yang dilakukan punya maksud tertentu.
Seperti di sekelilingmu tadi, mereka melakukan perbuatan untuk mendapatkan atau menghasilkan sesuatu yang diinginkan dari perbuatan itu.
Kata kenalan saya, Hellen Keller, menyedihkan sekali hidup tanpa tujuan dan pengharapan.  Yups, bersyukurlah kamu yang selalu melakukan sesuatu dengan tujuan yang jelas. Nggak asal jalan nggak tahu arah. Semisalnya, mau ke rumah temen tapi nggak tahu dimana rumah temen itu, pokoknya asal jalan. Huh, payah mana bisa nyampe kalau gitu.
Bagaimana dalam Islam?
Ternyata dalam Islam setiap muslim wajib lho, punya tujuan saat melakukan sesuatu. Luar biasanya lagi jika diteliti aktivitas-aktivitas kita yang diperintahkan oleh hukum Islam (syara’), terdapat empat tujuan-tujuan perbuatan yang ditentukan oleh syara’ yang harus direalisasikan dan dilestarikan.
Bingung?!
Tujuan perbuatan yang ditentukan oleh hukum syara’?
So, sobat… Allah sebagai sang pembuat hokum alias Syaari’ telah menentukan nilai-nilai perbuatan apa saja yang harus direalisasikan. Lantas, gimana bisa tahu Allah menentukan hal itu atau tidak? Kita bisa tahu itu ditentukan atau tidak karena ada ayat Al-Quran atau hadist yang membolehkan atau melarang.
Haduuh…..masih bingung?
Tenang….pembaca yang imut-imut, lucu-lucu, dikasih contoh deh…
Contohnya, ada dalil Al-Quran yang mengatakan bahwa jual beli itu halal, dan ada ayat Al-Quran yang mengatakan bahwa memang jual beli, sewa menyewa, buruh dan syirkah (perserikatan) adalah aktivitas yang memang Allah perintahkan sebagai jalan untuk mencari nafkah atau mendapat untung. Jadi, artinya jual beli memang aktivitas yang oleh Allah perintahkan biar dapet materi. Bukan untuk yang lain-lain.
Nah, tujuan yang ditetapkan alias disyariatkan oleh Allah ada empat.
First, tujuan untuk mendapatkan materi. Yuhu….sobat, Allah memerintahkan bekerja supaya manusia dapat materi, uang, atau sesuatu lainnya untuk menafkahi dirinya sendiri maupun keluarganya. Subhanallah, Allah Maha Tahu atas sifat-sifat manusia, manusia yang butuh makan, butuh sandang, pangan, papan, trus kebutuhan sekunder, lalu tersier, kemauan manusia untuk memiliki banyak hal. Maka, Allah memerintahkan manusia untuk bekerja agar mendapatkan kebutuhannya. Jadi bekerja teh memang untuk tujuan material. Atau bisa kita sebut sebagai Qimah (nilai) Maadiyah (materi). Dan itu memang udah diperintahkan Allah lho. Jadi, kita boleh kalau ditanya kerja untuk apa, jawabnya untuk cari nafkah. Eits, ada lanjutannya ‘bekerja karena ingin dapet uang sesuai dengan perintah Allah,”
Second, kalau kita selalu jujur, amanah, selalu bersikap baik dalam kehidupan kita. Allah telah menetapkan tujuan-tujuan dari jujur, amanah, bersikap baik untuk tujuan mewujudkan nilai akhlak or  Qimah Al-Akhlaqiyah. Kemudian, nilai akhlak atau nilai moral itu mencakup perkara-perkara non materi seperti kehormatan, keberanian, kejujuran, kesederhanaan, ketulusan. Dan pada umumnya justru menyebabkan kerugian materiil. Nggak bisa digeneralisai sih, tapi bisa diumpamakan seperti ini, ketika seseorang tulus mengeluarkan uang demi menuntut ilmu. Maka uangnya akan berkurang untuk mencapai sebuah nilai yaitu nilai moral.
Third, the next value we will learn is humanity values. Nilai kemanusian atau Qimah Al-Insaniyah. Eits, Jangan samakan antara nilai moral dengan nilai kemanusiaan meskipun mirip-mirip sebelas dua belas. Misalnya nih, kita membantu teman kita yang kesusahan, membantu teman kita belajar matematika, menolong orang tenggelam, memberi makan pengemis miskin serta membantu siapapun yang sangat membutuhkan tanpa pandang bulu, warna kulit, ras, suku, agama, bangsa atau sebagainya. Seorang muslim melakukan semua itu karena Allah memang memerintahkan untuk meraih nilai kemanusiaan. Bukan karena pengen dapet harta yang bejibun karena nolongin seorang milyarder, bukan karena pengen disebut pahlawan karena menolong nenek-nenek mau tenggelam di kolam renang 140 meter. Tapi,semua karena cinta, aku berdiri tegar…. Iyuh…kok jadi nyanyi. Semua itu karena karena rasa kemanusiaan yang timbul.  Bahkan adakalanya juga mengorbankan hartanya demi mencapai nilai kemanusiaan ini.
The last. Pernahkan kita melakukan sesuatu karena ingin mendekatkan diri kepada Allah yang menciptakan segala sesuatu di alam semesta ini. orang muslim berbondong-bondong melakukan ibadah haji  untuk mendapatkan kepuasaan spiritual dan serta mendekatkan diri kepadaNya. Disini ada nilai spiritual (Qimah Ruhiyyah) yang ingin dicapai. Coz, memang  Allah memerintahkan agar nilai-nilai tersebut dapat dicapai oleh seorang muslim.  Seperti Sholat, Zakat, Haji, Puasa dll. Sobat, yang dapat merasakan nilai spiritual ini memang Cuma pribadi masing-masing. Karena itu, orang lain tidak dapat merasakannya. Berbeda dengan nilai akhlak alias moral dan nilai kemanusiaan yang mana orang lain bisa merasakan dampak ketika kita meraih nilai-nilai tersebut.
Oh, ya friend, hakikatnya satu perbuatan mestilah mengandung satu nilai yang boleh dicapai. Lhoh, kok Cuma bisa satu nilai, kan bisa aja kita kerja (qimah madiyah) bukan untuk materi tapi buat nilai kemanusiaan? Atau misalnya kita bekerja sebagai sukarelawan( qimah insaniyah) yang dibayar(qimah madiyah).
Sobat, meskipun kita bisa meraih berbagai nilai perbuatan atau sekaligus keempat-empatnya. Namun, Allah telah menetapkan satu perbuatan satu nilai. Bekerja untuk mendapat upah, jujur untuk mendapat nilai moral kejujuran, menolong lalu mendapat nilai kemanusiaan dan beribadah untuk kenikmatan dan kedekatan terhadap sang pencipta.
Misalnya, seorang pedagang yang jujur, amanah, dan senantiasa berlaku baik sesuai hokum syara’ dalam pergaulannya kepada karyawan, pembeli  dan rekan-rekannya. Nah, tujuan bekerja untuk mendapatkan untung bukan? Maka, ketika ia mendapat untung ia telah mendapatkan nilai /tujuan bekerja telah tercapai, sobat. Itulah tujuan utamanya, tidak ada yang lain, karena memang ada dalil yang menegaskan bahwa bekerja untuk mendapatkan materi. Tapi, ia juga mendapatkan nilai-nilai yang lain selama pros es dalam mencapai tujuan utama tersebut. Seperti nilai akhlak (moral) ketika ia berlaku jujur, dapat bonus lagi nilai kemanusiaan, ketika ia suka memberi potongan harga bagi pembeli yang miskin, serta ketika berdagang ia mendapatkan sesuatu yang sangat penting yaitu nilai spiritual.

________________ISLAM FOREVER_____________________________









Comments

Popular posts from this blog

Akses Tulisan Fakhi? Di sini...