Posts

Showing posts from 2016

Cinta dan Diam

Apa itu cinta? Di usia saya yang setua ini. Meski sangat terlambat. Saya belajar secara perlahan-lahan mendefinisikan cinta. Dari sekian banyak definisi cinta yang dikeluarkan oleh para pujangga, ilmuwan, sastrawan dan banyak mulut lainnya. Biarlah saya mendefinisikan cinta melalui apa yang pernah saya alami. Bagi saya cinta adalah sebuah aktivitas dan perasaan yang meliputi pengorbanan. Tetapi, pengorbanannya terasa ringan, ada rasa pedih namun pedihnya rela dilalui.  Hari ini, adalah hari diantara hari-hari saya jatuh cinta. Mencintainya ternyata membutuhkan komitmen, kebesaran hati, mencoba untuk memahami. Semuanya bukan proses yang mudah. Kadang kita tidak perlu berteriak-teriak kita punya rasa cinta itu. Tapi, dalam diam kita, bukan, mungkin saya, lebih senang menunjukkan dengan aksi-aksi nyata. Ya. Saya jatuh cinta dalam sunyi. Saya tidak ingin berteriak-teriak tentang perasaan ini. Saya lebih senang semakin memupuk cinta ini dalam sunyi. Pedih? S...

Fragmen Ayah: Kak Tidur Lebih Awal

Tepat pukul 21:54 WIB saya menulis tulisan ini. Posisi saya sudah rebahan diatas kasur berseprei pink abu-abu saya dan saya sudah berselimut setengah badan. Sambil tiduran saya menyempatkan diri menulis ini. Sejujurnya, saya masih ingin bekerja. Bagi saya jam 10 malam masih pagi. Energi saya masih kuat dan konsentrasi saya masih bisa untuk fokus paling tidak hingga pukul 00.00 nanti atau lebih. Bagi saya, tidur jam 2 pagi itu biasa. Malah saya merasa sedih jika tidur terlalu pagi seperti jam 10 ini. Rasanya buang-buang waktu. Bagi saya banyak hal bisa dikerjakan hingga pukul 2 pagi. Namun, malam ini saya memutuskan untuk menutup laptop saya, meskipun saya sangat yakin bisa menyelesaikan satu laporan lagi hingga pukul 01.00 dini hari nanti. Namun, saya teringat kata seorang pada saya, "Jika engkau ingin Allah menata hidupmu, tahajudlah," Selain itu, saya berazzam untuk meniru ayah saya yang tidak pernah bolong tahajudnya, dan tidak henti-hentinya mengingatkan saya untuk ...

"Iman Itu Proses"

Iya. Iman itu proses. Karena proses ia tidak pernah final sampai kematian datang. Iman itu proses. Maka, karena proses itu bergerak. Kadang naik kadang turun. Disitu. Tantangannya. Disitu letak ujiannya.

Statistika Sosial

“Mbak, di kampung saya ada pesantren yang santrinya lesbian,” tanya seseorang pada saya di suatu acara. Saat itu (Sabtu, 5/9/15) saya berkesempatan menjadi moderator dalam sebuah acara  berjudul ‘Muslimah Cerdas, Gaul Sehat Anti Maksiat’ yang temanya besarnya pergaulan dalam Islam. Menariknya, pada sesi tanya jawab, salah satu peserta mengajukan pertanyaan yang cukup menyentak hati. Kira-kita beginilah detailnya.

Menjerit

Saya sedang mencoba memahami Apa-apa yang terjadi pada hamba Tak akan pernah keluar dari kadar hamba Hamba berteriak di dalam hati Ingin menjerit meski terbungkam Di tengah sudut-sudut pilu Saya menarik napas Dan mencoba merapal mantra Allah bantu hamba Hamba menjerit dalam sujud Menjerit dalam rukuk Menjerit dalam tegak hamba Merapal mantra Allah hamba mohon diberi kekuatan Aduhai Jiwa bertahanlah agar tak rapuh Aduhai Hati kuatlah jangan lapuk Aduhai Aduhai Allah aku berusaha memahami bahwa diri ini sekuat yang engkau beri

Iman Berjelaga

Saya Hina Dina Papa Akhir-akhir ini saya malu mengangkat tangan berdoa kepadaMu Rasanya tubuh hamba ini begitu bersimbah dosa Penuh jelaga yang berbau busuk Saya malu mengangkat tangan memohon-mohon dan merintih-rintih, karena saya begitu tak layak di mukaMu. Namun di tengah busuknya saya, Ya Allah Ijinkan hamba yang tak tahu diri ini mengangkat tangan. Mencurahkan gundah gulana hamba. Kelemahan dan kepapaan hamba. Hamba ya Allah. Berjelaga... Hina... Dina ...

MEMBINGKAI NARASI 4 NOVEMBER 2016 (Bagian 1)

Selepas shubuh tadi, saya dan teman-teman melingkar untuk membicarakan aksi hari ini. Diskusi berjalan panas, apalagi kami berasal dari berbagai disiplin ilmu yang saling melengkapi antar analisis. Memang, pemantauan pergerakan massa telah beberapa hari dilakukan oleh teman-teman, sehari-hari kami saling mengeluarkan informasi dari berbagai daerah sejak beberapa hari yang lalu. Banyak sekali warna dan ibrah yang saya dapat pagi ini. Diantaranya terkait betapa deg-degannya kami melihat jenis massa 4 November (yang saya tulis dalam tulisan kali ini), kemana arah opini public akan digiring, isu branding media terhadap aksi damai 4 November, keseksian isu dalam kancah nasional, global dan refleksinya terhadap persatuan ummat (Ukh, ini baru segelintir ummat bersatu, betapa persatuan ummat adalah keniscayaan kata teman saya), dan tak luput pula membahas manajemen aksi (kali ini juga dituangkan), isu psikologi massa juga digodok, ada pula yang menambahkan berita dukungan dari muslim global...

Sebab-sebab Jatuh Cinta

Ini kisah tentang teman-teman saya yang bercerita kepada saya tentang sebab-sebab jatuh cinta. 1. Cerita Nirmala Ia bilang, "bagaimana tidak jatuh hati, pada pemuda yang berkata, 'sejatinya saya tak punya mimpi dunia, maka saya memohon kepada teman-teman, untuk mengajarkan saya bermimpi akhirat sekaligus dunia," "Siapa yang tidak jatuh cinta dengan pemuda demikian?" Sipunya. Meskipun saya tidak tahu siapa pemuda itu, tampaknya ia pemuda yang hebat. Jika jodoh semoga Allah mempertemukan mereka berdua. 2. Cerita Cantika Ia bilang, "saya tidak tahu mengapa, yang jelas saya pikir ia terlihat sangat saya. Saya seperti bercermin," "Ia seperti apa?" Tanya saya. "Ia pandai melucu, saya juga senang bercanda. Ia bisa serius, saya juga suka serius jika perlu. Saya senang tertawa dan ia pandai membawa suasana." Dan saya tersenyum hangat. Tak pernah duga sebab suka datang darimana saja . 3. Cerita Dewi Ia berkata pada saya, " si...

PENULIS PECUNDANG

Novel Tere Liye berjudul Rindu Membawa perenungan mendalam bagi saya Tentang diri saya. Salah satunya soal kepecundangan saya sebagai diri Saya merasa mungkin saya masih demikian pecundang Bersembunyi dibalik deret kata Cari aman Harusnya tidak berhenti pada gerakan pena Aku seharusnya bisa berdiri tegak menampakkan muka Tak ciut bergerak di balik kata saja Ya Aku penulis pecundang Yang sepertinya layak dibuang Tak berani menabuh genderang perang Padahal nyata arah juang Penulis pecundang Pecundang yang menulis

Aku Belum Berjuang

Pada tanggal 28 Oktober 2016 Bertepatan hari sumpah pemuda. Saya merasa gundah. Sepanjang perjalanan hari itu saya merasa menjadi seorang yang tidak berguna. Saya bertanya-tanya, Sepanjang hidup yang telah saya lalui, Apa yang sudah saya lakukan? Apa yang sudah saya sumbangkan untuk masyarakat? Malu rasanya Karena setua ini Saya belum berbuat apa-apa Saya belum berjuang apa-apa

Pikir tentang Berpikir

Saya pikir saya terlalu banyak berpikir. Sehingga saya kemudian semakin berpikir apa sebaiknya tidak berpikir terlalu dalam saja. Lalu, berusaha berpikir untuk tidak berpikir terlalu dalam membuat saya lebih berpikir, bagaimana caranya ya tidak berpikir itu. Karena bagi saya berpikir itu otomatis. Lalu, saya kembali berpikir, sebaiknya saya tetap berpikir.

Hati yang Berhati

Hati Apa kabar? Apakah ketenangan bersemayam di dalamnya? Apakah ia keruh? Hati Apa kabar? Apakah ia dalam keadaan sehat senantiasa? Apakah ia lebam dan memar? Hati Apa kabar? Apakah asupannya bergizi? Apakah ia teracuni? Hati Apa kabar? Bagaimana kabar iman? Bagaimana kabar jiwa? Bagaimana kabar takwa? Hati Apa kabar? Sudahkah ia produktif? Menangkal dan menyaring zat berbahaya Atau malah ia tercemar? Hati Sekali lagi, Apa kabar?

Lidah dan Ludah

Sudah Sudahi saja jangan meludah lagi Meludah sampah Sampah anyir Berlendir Sudah Jangan meludah lagi Meludah serapah Serapah amis Sudah Jangan meludah lagi Lihat lidahmu Papilanya hilang Hilang rasa Rasa malu Rasa welas Sudah Jangan meludah lagi Ludahmu kamu jadikan jualan Jualan politik Para media Berkerumun Membicarakan ludahmu Sudah Ludahmu itu Cermin lidahmu Makanya hasil lidahmu Ludahmu Sudah Lipat saja lidahmu daripada Makin maniak saja media Mencari uap ludahmu

Pertemuan-Pertemuan

Saya selalu merasa setiap pertemuan itu begitu menarik untuk diabadikan. Saya selalu merasa lucu sekaligus takjub bagaimana pertemuan-pertemuan itu terjadi. Dan bagaimana takdir Allah bekerja secara ajaib, magic! Ah, betapa persilangan-persilangan bernama pertemuan itu bagaikan sihir yang menjelma menjadi warna-warna indah bernama dinamika kehidupan. Dan berikut ini merupakan beberapa cuplikan warna-warna itu. *** Sebut saja namanya Cinta. Dulu saat SMA kita bisa disebut sebagai musuh dibawah air. Bagaimana tidak. Dia sering sekali marah karena saya sering melanggar peraturan tapi tetap selamat dan mampu bermuka manis serta meraih simpati para guru. Namun, beruntungnya saya sering mewakili berbagai lomba-lomba yang menurutnya tidak adil karena sebenarnya saya bukan anak yang baik. Sementara, saya kurang suka dengan dia karena dia mengusik saya. Meskipun saya biarkan saja. Saling tidak bertegur sapa? Biasa. Membuang muka? Juga pernah. Namun, alangkah lucunya hidup ini, setelah lu...

Time and Gratitude

Time flies so fast! Tidak terasa saya sudah duduk di bangku semester lima. Berlari-lari mengerjakan tugas ini dan itu. Tergopoh-gopoh menyelesaikan perkara ini dan itu. Time flies so fast! Saya kadang bingung bagaimana melewati hari besok (saking banyaknya hal yang harus dilakukan) dan lagi-lagi di ujung hari saya takjub bagaimana hari ini saya lewati. Dan begitulah baik hatinya Allah. Seorang bijak pernah berkata padaku Bersyukurlah, karena kamu terbangun dengan banyak hal yang menantimu untuk kamu selesaikan. Daripada terbangun di pagi hari, tak ada apapun yang membutuhkanmu, tak ada apapun yang bisa kau selesaikan. Jangan mengeluh karena bunga mawar yang cantik memiliki duri. Tetapi, bersyukurlah ada duri yang memiliki bunga.

Pertanyaan di Suatu Siang

Saya akui Saya punya kehausan akan pencapaian yang tinggi Entah mengapa... Jika mungkin itu karena supresi sebuah rasa kalah Yang selama ini selalu diminta untuk ada Bukan menyalahkankan keadaan, tapi.... Sebagai sulung dari lima bersaudara Mengalah bukan lagi pilihan Tapi sebuah kewajiban Begitu bukan? Dan begitu keluar dari rumah, Raungan untuk mempunyai otonomi sendiri mencuat Saya akui pula saya punya krisis kepercayaan atas otonomi Saya biarkan rasa haus saya mengembara di luar rumah Meraung rasa otonomi saya... Meliar.... Belum banyak pencapaian yang saya lakukan Masih... Masih tertimbun diantara liang-liang harapan Masih Masih berjuang untuk berdiri tegak, menjulang. Tapi, suatu siang itu tiba Saya dihadapkan pada sebuah pertanyaan "Apa pencapaianmu yang paling bermakna?" Dan tiba-tiba saya tak bisa menjawabnya.... Rasanya pencapaian-pencapaian saya kering Seperti sahara Tidak sejuk Lalu, saya mulai mempertanyakan, Apa sebenarnya pencapaian...

Memaafkan

Mungkin benar kata para pendahulu... Hal yang pertama harus dilakukan setelah belajar ilmu psikologi adalah belajar memaafkan. Dengan ilmu psikologi kita belajar memahami bagaimana diri kita dan segala atribut yang menyertai, termasuk karakter dan kepribadian, terbentuk. Dengan belajar ilmu psikologi, kita memahami peristiwa-peristiwa apa saja yang signifikan membentuk kepribadian kita. Tidak hanya itu, kita menjadi memahami mengapa peristiwa-peristiwa itu signifikan. Proses dan dinamikanya menjadi sangat kita pahami. Dengan ilmu psikologi kita menjadi memahami bagaimana pola asuh orang tua dapat mempengaruhi karakter kita. Lalu, rupa-rupanya kita menjadi secara tak langsung membandingkan gaya pengasuhan orang tua dengan pola asuh yang seharusnya. Lalu, setelah itu kita mulai belajar memaafkan.

Pertemuan

Setelah banyak kali kasus tentang jatuh cinta. Rasanya saya ingin mengabadikan kisah-kisah berbagai manusia yang saya temui. Alangkah lucunya perkara cinta ini. Benarlah kata pujangga. Perkara cinta itu tak pernah habis perkara. Ah, alangkah lucunya perkara ini. **" Saya punya teman bernama Juwita. Ia cantik, cerdas dan berbakat. Di kampus, ia adalah primadona yang organisatoris. Organisasi nya banyak. Tapi dia tetap bisa melakukan semuanya dengan baik. Benar-benar energic. Saya sampai heran dia baterainya tahan lama banget. Kadang iseng nanya, kamu nih makan apa kok strong banget kesana kesini, ngurus ini itu. Dia cuma bilang, lhoh aku ngerasa selow kok, siapa yang bilang aku banyak kegiatan. Dan rasanya ketika dia bilang begitu, pengen jitak kepalanya. Suka sebel ya ama orang keren. Rasanya meskipun dia ngerendah pun dia tetep kayak nyindir kita ya, hehe. Dan begitulah kekerenan Juwita. Lalu, bagaimana jika suatu hari cinta menyapanya? Perkara paling aneh di dunia i...

Do It Fast

"One of the signs of seriousness is doing it fast" This quote slapped me right in the face so much. As Javanese people who was teach the logic of "alon-alon asal kelakon" from so beginning, then when someone said the signs of seriousness is doing it well and fast, was kind of slap on my face. So, menurut saya pribadi, tanda keseriusana adalah mengerjakannya dengan cepat bisa juga. Fast is not mean doing things carelessly, but, fast means you devote your time to do it despite postpone it longer. Karena, cepat maknanya kamu fokus, mengerahkan segenap usaha, dan tidak menunda-nundanya. Cepat bermakna ia mencintai pekerjaannya sebab ia selalu ingin menyentuhnya. Benar. Tanda ketidakseriusan adalah tak kunjung usainya hal-hal yang ia kerjakan. So, buang jauh-jauh, alon-alon asal kelakon. Bagaimana jika diganti dengan cepat lan kelakon. :) Happy Friday Night

A LIFE WITH FAKHI

Image
"Those who work in and with organizations are often not the purely rational actors we assume, but neither is most behavior wholly unpredictable." ( Robbins and Judge). Hallo, my name is Fakhi. A nerd who loves joining organizations. After reading An Organizational Behavior by Robbins and Judge, I was impressed by the pre-chapter written there. It was story about Hussam, as General Manager in multinational corporation. So, here I would like to share what actually I am doing in a university life. I'm not the general manager like he is. But, I would love someday what i am doing today worth to remember. Now, besides doing my study in psychology Universitas Gadjah Mada, I was also the research staff and Senior Intern Researcher in Center for Indigenous Psychology, and has been presenting my own research conference in Asian Association of Indigenous and Cultural Psychology (AAICP) (Bandung, 2015), and International Congress of Psychology (Japan, 2016). I know it was s...

What I Learnt Today!

Apa yang saya pelajari hari ini? Jika berkesempatan, saya akan berusaha selalu merefleksikan hikmah apa yang saya dapat hari ini,  yang mungkin menyelip di sela-sela berbagai aktivitas yang kita lakukan. Hari ini (2 Mei 2016), Alhamdulillah, saya berkesempatan menjadi host di sebuah acara nasional hari ini dari pagi hingga sore hari. Dan saya belajar banyak tentang bagaimana komunikasi massa dilakukan. Pada awalnya terasa agak kikuk, takut, inferior, tidak pede, karena saya sudah lama sekali tidak tampil di depan panggung, dan berangkat dari background cara berkomunikasi yang terbiasa keras. Apalagi kami tidak sempat latihan sama sekali. Partner saya seorang mc kawakan yang sudah biasa melalang buana di dunia "keMCan". Begitu beliau datang dari Bogor, kami langsung gladi sekali lalu tidak gladi lagi, akhirnya sisanya improvisasi. Apalagi teks host baru jadi pagi hari sebelum tampil. WOW! Selama jalannya acara, beliau tak henti-hentinya berbagi tips tentang ...

Selaksa Cerita di Dua Mei

Tidak ada yang dapat menggantikan kegigihan di dunia ini. Bakat pun tidak. Sudah menjadi hal umum seseorang gagal meskipun mempunyai talenta. Genius tidak juga bisa menggantikan kegigihan, kegeniusan yang tidak dihargai hampir seperti sebuah peribahasa. Demikian pula dengan pendidikan, dunia penuh dengan orang-orang terdidik yang gagal. Kegigihan dan keteladanan itulah yang paling penting. Calvin Coolidge. *** 2 Mei 2016 Selamat hari pendidikan Indonesia! Saya akan mencatat hari ini sebagai hari bersejarah dalam hidup saya. Hari ketika mimpi harus digadaikan karena tak adanya rupiah yang menyangga. Awal Januari lalu, penelitian saya diterima untuk dipresentasikan pada sebuah perhelatan akbar insan Psikologi dunia, pada Kongres Psikologi Dunia di Jepang. Sebuah momen prestisius tertinggi perjagadan ilmiah awak Psikologi. Puji syukur selalu saya panjatkan dan rasanya sangat bahagia. Seiring berjalannya waktu. Saya berusaha mencari dana dan mengajukan berbagai proposa...

Begitulah Rejeki

Semalam saya baru saja menuntaskan mengedit beberapa halaman dari 150 halaman artikel yang saya buat. Saya menyelesaikannya tanpa perasaan apa-apa. Mematikan laptopnya sesuai prosedur. Dan kemudian beranjak tidur. Begitu pagi menjelang, saya kembali bersemangat untuk melanjutkan tulisan saya. Namun, begitu membuka file. Filenya tidak bisa dibuka. Entah apa yang terjadi. Saya sudah mencoba berkali-kali untuk menemukan backupnya dan lain sebagianya. Sedihnya, saya tidak kunjung menemukan jalan keluar. Aduhai manusia, lemah nian dikau. Begitulah jika Allah berkehendak. Sebaik-baik persiapan yang dilakukan jika Allah berkehendak lain, akan lain pula ceritanya. Ah aduhai manusia. Lemah sekali dikau.

MEMULAI

Tekad hari ini: MEMULAI! "Apapun yang kita impikan, bisa kita raih! Percayalah! Satu syaratnya: mulailah! Keberanian memulai mengandung kegeniusan, kekuatan, dan keajaiban di dalamnya! Selamat Pagi! Banyak dari kita terlalu lama berangan-angan. Menimbang-nimbang untuk memulai sesuatu. Memikirkan efek sampingnya terlalu lama. Menunggu rencana kita sempurna benar. Banyak kesempatan bertaburan di sekitar kita, tapi kita terlalu pengecut untuk segera mengambil. Banyak jalan lebar terbentang tapi kita terlalu peragu untuk sekedar bergegas. Yuk Mulai. Yuk Nekat. Saya telah banyak menemukan keajaiban dari 'nekat'.  Teman saya, nekat apapun yang terjadi harus berangkat ke Jepang. Entah dari mana dia sudah berhasil pulang lagi dengan selamat sekarang.Nekat akan memaksa semua kognitif kita untuk menemukan jalan yang sudah terlanjur kita ambil. Atau jika menggunakan teori otak kanan, nekat dan impulsif adalah dorongan kreatifitas. Teori nekat ini, pada banyak cer...

Si Berbakat yang Takut Sukses

Pernahkah Anda merasa takut mengambil kesempatan besar yang terhampar di depan mata Anda? Apakah Anda mengalami hal yang sama dengan Agnes? Seorang gadis muda berbakat yang dipromosikan menjadi manager SDM di salah satu kantor cabang sebuah perusahaan minyak multinasional. Teman-temannya yang mendengar berita promosi kenaikan jabatan tersebut, mendorong Agnes untuk mengambil kesempatan itu. Sebab, mereka semua tahu benar, Agnes sangat ahli dan layak mendapatkan promosi tersebut. Bahkan, selama dua tahun bekerja ia terbukti menjadi karyawan yang berprestasi. Sayangnya Agnes merasa gundah, apakah ia akan menerima tawaran itu atau tidak. Sebab rasanya ia sudah cukup bahagia dengan pekerjaannya selama ini, ia ingin menjadi orang yang biasa-biasa saja, tidak menjadi seorang manager di luar negri, dan ia merasa promosi akan menghambat waktunya bersenang-senang bersama keluarga. Ada pula kisah Boy, yang seringkali enggan menunjukkan kemampuannya yang sebenarnya di depan teman-tem...

HOMOSEKSUALITAS DAN EMPIRISME

Apakah homoseksual itu baik atau buruk? Sesuai atau tidak sesuai? Sejarah menceritakan bagaimana dahulu para pelaku homoseksual dikecam berbagai kultur masyarakat di berbagai bangsa, bahkan hingga kini banyak negara tetap menyebut perilaku homoseksualitas sebagai salah satu bentuk penyimpangan orientasi seksual. Namun, sejak konsep sekulerisme dan liberalisme bercokol di tengah masyarakat, berbagai arus kegiatan menyimpang tanpa segan mulai berani unjuk diri. Meskipun demikian masih tetap banyak tudingan gangguan mental kepada pelaku homoseksual. Sehingga berbagai upaya klarifikasi dan penyangkalan berusaha dilakukan melalui berbagai penelitian. Guns membuktikan bahwa klaim masyarakat terhadap Lesbian, Gay, Biseksual dan Trangender (LGBT) atau homoseksual adalah sebuah stigma tanpa dasar, atau tanpa bukti yang nyata. Apalagi dewasa ini semakin hari masyarakat cenderung pragmatis. Masyarakat  seringkali menuntut segala sesuatu terbukti secara indrawi (empirik). Kebijakan hari ini...

TIDAK ADA YANG BENAR-BENAR KECIL.

Suatu malam di musim hujan, setelah seharian melakukan berbagai aktivitas yang melelahkan saya pulang dengan kondisi basah kuyub kehujanan. Seorang teman se-kontrakan menyapa saya, “Bagaimana harimu hari ini?” tanyanya. Mengalirlah dari bibir saya berbagai peristiwa yang menguras fisik dan emosi saya seharian itu, ia dengan sabar mendengarkan saya. Setelah saya rasa cukup mencurahkan kondisi saya hari itu, saya mengucapkan terimakasih dan pamit untuk bebersih diri, dan ingin segera merebahkan badan di kasur. Setelah selesai mandi dan saya merasa segar, tiba-tiba pintu kamar saya diketuk. Ketika saya mempersilahkan masuk, ia masuk dengan segaris senyum hangat di wajahnya dan ada secangkir madu hangat di tangannya. “Minum madu hangat enak banget lho di badan setelah kehujanan,” katanya pada saya. Saya memandanginya sambil mengucap terimakasih dan malam itu hati saya menghangat sehangat madu yang saya seruput. Di suatu waktu lain, saya akan menghadapi ujian di sem...

One Way of Looking Life

Saya baru saja membaca sebuah buku berjudul “Learned Optimism: How To change Your Mind and Your Life”   yang ditulis oleh Martin E.P. Seligman Ph.D. Saat membaca buku (biasanya) saya mempunyai tiga kebiasaan pertama sebelum menelan bulat-bulat isi buku tersebut. Yaitu melihat summarynya, melihat daftar isi dan lihat siapa penulisnya. Maka, saat itu saya duduk dan ingin mulai membaca, saya masuk ke langkah kedua, yaitu memindai halaman daftar isi untuk melihat apa saja isi dari buku tersebut. Begitu membuka, saya menemukan pada bab pertama ada tulisan berjudul The Quest , kemudian anak bab pertamanya berjudul, “Two Ways of Looking Life” . Pada buku itu diceritakan bagaimana manusia biasanya melihat perkara menjadi dua cara pandang, yaitu optimisme dan pesimisme. Saya terhenti pada deret kalimat tersebut.... “Dua sudut pandang...” Hanya sampai halaman daftar isi, saya menutup buku itu. Dan seketika satu pikiran menghantam benak saya. Bagaimana dengan muslim? Cara...

Finding the True Problem

"Finding the true problem is not easy" Sebagai mahasiswa yang baru mulai belajar melakukan intervensi alias perlakuan kepada para klien. Maka sebelumnya yang harus dilakukan adalah melakukan asesmen. Asesmen artinya pengumpulan data dan evaluasi data hingga kita menemukan masalah utama yang harus diselesaikan. Saya rasa bukan hanya para psikolog yang butuh melakukan intervensi. Semua dalam lini kehidupan seringkali membutuhkan intervensi. Saat ada mesin rusak, kita harus melakukan asesmen. Dimana sih letak kerusakan utama mesinnya. Saat seorang koki mencicipi rasa masakan dan merasakan ada yang kurang, ia harus melakukan asesmen di letak mana kesalahannya dan kemudian melakukan intervensi, entah menambahkan garam atau gula untuk memperbaiki rasanya. Atau seorang ketua organisasi, ia akan melakukan meningkatkan kinjerja organisasinya, ia harus melakukan asesmen dan evaluasi sebelum akhirnya menentukan langkah yang tepat untuk melakukan perbaikan. Semua lini kehidupan kit...

Miliki Mentor? Kudu!

A mentor is someone who allows you to see the hope inside yourself. -- Oprah Winfrey— *** Selamat pagi! Hari ini saya belajar satu pelajaran penting dalam hidup saya, yaitu, milikilah mentor. Kok bisa? Karena, sejatinya, saat kita telah tahu kebaikan apa yang ingin kita wujudkan untuk diri kita, atau untuk keluarga kita, atau untuk masyarakat. Sebaiknya kita mempunyai mentor, pembimbing, guru, trainer, coach atau apapun namanya, yang berfungsi untuk memberikan kita pendampingan. Jangan salah, salah satu kunci untuk mempercepat tersampainya tujuan dan keberhasilan adalah memiliki mentor. Mengapa?

The Law of Continuity

Seorang Muslim yang hebat, Ia melakukan kebiasaan-kebiasaan baik, Meskipun orang lain menganggapnya kecil, Namun, ia lakukan secara terus menerus-menerus, Bahkan bertahun-tahun selama hidupnya... Bersedekah secara kontinyu pada hari jumat, Membaca selembar mushaf A-Quran selesai sholat fardhunya, Rawatib sebelum dan sesudah shalat, Membaca 1 jam sebelum tidur, Menyapu ruang istirahat bersama di sekre, Menelepon ibunda setiap ahad, Menyampaikan kebenaran walau hanya satu ayat setiap hari, Tersenyum kepada setiap orang yang ditemuinya... Hal-hal sepele ini, Mungkin yang menjembatani aliran pahala kita, Mungkin hal-hal sepele ini, Yang menjembatani ijabahnya doa-doa kita, Hal-hal sepele ini mungkin menjadi kunci surga kita... Jumat Mubarak saudariku... Semoga kita menjadi pribadi yang senantiasa semakin mendekat kepadaNya. ~Jumat Mubarak~ Fakhirah Inayaturrobbani. Berbagi setetes hikmah di hari jumat.

Kaca Diri dan Tanggung Jawab

Saya dulu tak pernah terpikir sama sekali untuk menceburkan diri dalam untaian kata berdendang Islami. Saya larut dalam hiruk pikuk tulisan-tulisan fiksi non fiksi populer dengan balutan hedonisme dunia. Malah, dulu, pada suatu hari, ketika saya tengah asyik menulis halaman ratus kesekian draft novel saya ('The Saturnus' sudah saya buang ke recycle bin, karena muatannya naudzubillah), seorang guru saya menegur, "Kak, mbok, nulisnya, yang Islami," Saya dengan bersungut-sungut menjawab, "Emang kenapa harus Islami? Yang Islami itu kayak apa? Nggak laris nanti di pasaran. Pangsanya terbatas,". Padahal, saya posisinya sudah mengenyam tahun ke empat di sebuah pesantren. (Jika mengingat itu, saya beristighfar kembali). Dari potongan fragmen diatas, saya merenung, apa yang salah dengan diri saya saat itu? Apa yang membuat Islam tidak terinternalisasi pada diri saya yang sudah cukup lama merasakan pesantren? Ada apa? Bertahun-tahun kemudian, saya paham, bahwa ya...